Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kota Malang Masih 105 Orang

Ilustrasi alun-alun tugu kota malang yang sering dilintasi oleh banyak wisatawan mancanegara di Kota Malang. (bim) - Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kota Malang Masih 105 Orang
Ilustrasi alun-alun tugu kota malang yang sering dilintasi oleh banyak wisatawan mancanegara di Kota Malang. (bim)

Hal tersebut merupakan kecenderungan para wisatawan asing yang datang ke Malang berdasarkan pantauannya. Hal tersebut berdasarkan data yang diperoleh dari total okupansi para wisatawan di berbagai hotel Kota Malang.

Plt Kepala Disporapar Kota Malang tersebut lebih lanjut menjelaskan, penyebab minimnya kunjungan wisatawan mancanegara ini disebabkan oleh kondisi global. Dimana beberapa negara saat ini tengah mengalami berbagai macam krisis, sehingga dapat membatasi mobilitas para calon wisatawan.

Bacaan Lainnya

“Apalagi sekarang di berbagai daerah ada krisis, mulai dari krisis ekonomi, krisis pangan hingga krisis energi. Kita tidak berani menargetkan terlalu tinggi khusus wisatawan mancanegara karena (kondisi) krisis itu tadi,” lanjutnya.

Meskipun demikian, pihaknya terus mengupayakan langkah-langkah penguatan untuk menarik daya wisatawan guna berkunjung ke Kota Malang. Seperti tang diketahui, untuk Kota Malang sendiri kini lebih kenal dengan wisata Kawasan Heritage dan Wisata Pendidikan.

“Mereka datang ke sini untuk bernostalgia, jadi mencari tahu sejarah-sejarah tentang suatu kawasan. Pada prinsipnya, mereka itu ke story telling, mengulik cerita-cerita dari sejarah itu, misalnya di Jalan Ijen. Bahkan mereka senang nongkrong di Jembatan Brantas, melihat keunikan di situ,” tuturnya.

Terakhir dirinya mengungkapkan, untuk dominasi wisatawan mancanegara yang datang ke Kota Malang kebanyakan dari negara tetangga, seperti Malaysia dan Timor Leste. Namun untuk Kota Malang sendiri, sejak lama menjadi jujukan wisatawan dari benua Eropa, yaitu Belanda.

“Sampai saat ini Belanda masih banyak, ada juga yang dari Malaysia, Timor Leste, China dan Prancis juga banyak. Cuman karena kondisi global saja, kayak Australia itu saat ini sedikit membatasi,” pungkasnya. (bim/ono)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *