Kelompok Perawatan Diri dan Jasa Dorong Inflasi November 0,26 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mejelaskan inflasi di Kota Malang. (ist) - Kelompok Perawatan Diri dan Jasa Dorong Inflasi November 0,26 Persen
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini, mejelaskan inflasi di Kota Malang. (ist)

Malang, SERU.co.id – Menjelang akhir tahun 2021, banyak komoditas mengalami kenaikan. Salah satunya Kelompok Perawatan Diri dan Jasa mendorong inflasi 0,26 persen pada November 2021.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini mencatat, angka inflasi Kota Malang sebesar 0,26 persen di November 2021. Lebih rendah dibandingkan Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,35 persen dan nasional diangka 0,37 persen.

Bacaan Lainnya

“Kelompok yang menyumbang inflasi pada bulan November bisa dilihat, bahwa yang mengalami inflasi paling tinggi adalah kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,65 persen dengan andil 0,04 persen,” seru Erny Fatma Setyoharini, dalam keterangan resminya, Rabu (1/12/2021).

Diurutan kedua, ada di kelompok makanan minuman, dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,63 persen dengan andil sebesar 0,14 persen. Disusul diposisi ketiga ada kelompok transportasi mengalami inflasi 0,39 persen dengan andil sebar 0,05 persen.

Di kelompok makanan, komoditas minyak goreng mengalami kenaikan sebesar 8,81 persen dan memberikan andil terhadap inflasi Kota Malang sebesar 0,08 persen. Minyak goreng terus mengalami kenaikan di komoditas utama yang andil menyumbang inflasi.

Selain itu, ada di kelompok makanan pada telur ras ayam. Total kenaikan sejumlah 14,65 persen, menyumbangkan inflasi sebesar 0,06 persen di Kota Malang, sepanjang November 2021.

“Membuat ibu rumah tangga menjerit dengan harga telur dan minyak goreng,” imbuhnya.

Selanjutnya, di bidang transportasi udara mengalami kenaikan sebanyak 3,52 persen, emas perhiasan sebesar 1,01 persen, sabun mandi sebesar 3,39 persen, sabun deterjen bubuk atau cair sebesar 1,37 persen, dan pasta gigi sebesar 1,78 persen, membuat angka inflasi di Kota Malang juga disumbang komoditi tersebut.

“Emas perhiasan juga mengalami kenaikan, karena mengikuti harga dunia,” jelasnya.

Sementara, sejumlah komoditas yang menghambat inflasi, disebabkan adanya penurunan harga cabai rawit sebesar 10,29 persen, bawang merah 4,38 persen, bawang putih 3,81 persen, dan daun bawang turun sebesar 9,7 persen.

“Cabai rawit saat ini sudah mengalami penurunan harga,” terangnya.

Selanjutnya, kelompok transportasi juga naik 0,39 persen, disusul kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga naik 0,25 persen. Selanjutnya ada pakaian dan alas kaki 0,16 persen, serta kelompok pengeluaran air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,05 persen.

“Untuk kelompok kesehatan, penyedia makanan dan minuman atau restoran, pendidikan, rekreasi, olahraga dan budaya serta informasi, komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami kenaikan atau tetap,” ungkapnya.

Sedangkan inflasi year on year (yoy) rendah dibandingkan Jawa Timur sebesar 1,35 persen, 2,22 dan nasional 1,75 persen.

Selama inflasi 2021, bulan November ini inflasi yang paling tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya. Sementara dibandingkan dengan November tahun 2020, lebih rendah 0,30 persen sementara tahun ini 0,26 persen.

Erny menambahkan, dari delapan kota IHK di Jatim seluruhnya mengalami inflasi. Terbesar di Kabupaten Sumenep 0,65 persen, dan inflasi terendah di Kota Madiun sebesar 0,22 persen.

“Kalau inflasi tahun kalender Kota Malang terendah juga di Jawa Timur maupun nasional, ada di angka 1,1 persen. Di Jawa Timur 1,75 persen, nasional 1,30 persen,” tandasnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *