Kabupaten Malang Dorong Ekspor Tuna, ICS Sendang Biru Butuh Investor

Dinas Perikanan Kabupaten Malang dengan komoditas Tuna. (ws2) - Kabupaten Malang Dorong Ekspor Tuna, ICS Sendang Biru Butuh Investor
Dinas Perikanan Kabupaten Malang dengan komoditas Tuna. (ws2)

Malang, SERU.co.id – Meski Kabupaten Malang dikenal salah satu penghasil tuna terbesar di Jatim, namun sampai saat ini ekspor ikan masih dilakukan dari pihak ketiga.

Pasalnya, ICS (Integrated Cold Storage) atau pengolah tuna atau ikan untuk ekspor, hanya ada di Sendang Biru. Hingga saat ini masih belum menemukan investor untuk pengelolaan aset Pemprov Jatim tersebut.

Bacaan Lainnya

“ICS ini kan asetnya Pemprov Jatim dan sampai saat ini masih belum ada titik terang. Investor itu komunikasinya dengan Perikanan Pemprov,” seru Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Malang, Victor Sembiring, Rabu (17/3/2021) siang.

Victor menerangkan, Pemkab Malang saat ini tengah berkomunikasi dengan beberapa investor ICS sebagai bentuk dukungan program Pemprov Jatim tersebut.

Dijelaskan lebih jauh, Victor mengaku Kabupaten Malang dalam kurun waktu setahun, naik bisa mendapatkan 5000 ton per tahun. Sehingga ikan tuna tersebut ketika dikirimkan ke pihak ketiga, nelayan mendapatkan penghasilan Rp40 ribu hingga Rp45 ribu per kilogram. Dan menurun menjadi Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per kilogramnya.

Menurut Victor, jika pihak luar negeri mendapatkan ikan tuna langsung dari Kabupaten Malang, maka kenaikan pendapatan yang diterima oleh nelayan melonjak sekitar Rp50 ribu hingga Rp60 ribu per kilogramnya. Angka tersebut merupakan kenaikan harga kasar, jika harga ikan tuna berkisar diangka Rp200 ribu per kilogram.

“Kami selalu berkomunikasi dengan provinsi dan kami juga berkomunikasi dengan calon investor pengelola ICS tersebut. Mudah-mudahan saja dengan terlibat aktif Pemkab Malang, pengelola ICS segera didapat. Sehingga bisa langsung dilakukan ekspor tuna dan ikan-ikan lainnya dari Malang,” ucapnya.

Dirinya juga mengaku siap untuk pro aktif berkordinasi dengan para nelayan. Agar mereka bisa lebih mengerti tentang pengelolaan ikan yang siap masuk pasar ekspor, sehingga SDM para nelayan juga siap mengikuti lajur pasar internasional. (ws2/rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *