Jembatan Penghubung Dua Desa Roboh, Polsek Glenmore Beri Garis Polisi

Kapolsek Glenmore, AKP Basori Alwi saat memberi garis polisi disekitar jembatan Carangan, dan memberikan sosialisasi kepada siswa agar tidak melewati jembatan tersebut - Jembatan Penghubung Dua Desa Roboh, Polsek Glenmore Beri Garis Polisi
Kapolsek Glenmore, AKP Basori Alwi saat memberi garis polisi disekitar jembatan Carangan, dan memberikan sosialisasi kepada siswa agar tidak melewati jembatan tersebut.

Banyuwangi, SERU.co.id – Jembatan penghubung antara Desa Karangharjo – Desa Tegalharjo Kamis sekitar pukul 21.00 malam roboh. Agar tidak terjadi korban jiwa, Polsek Glenmore menutup dan memberi polisi line disekitar jembatan tersebut, Jum’at (19/11)2021) siang.

Dampak ditutupnya jembatan alternatif tersebut, warga yang biasanya melewati jembatan tersebut  harus memutar ke jalur lain yang jaraknya lebih jauh, dan memakan waktu.

Bacaan Lainnya

Kapolsek Glenmore, AKP Basori Alwi mengatakan setelah pihaknya mendapat kabar pondasi jembatan alternatif tergerus air dan menyebabkan jembatan roboh. Melihatnya kondisi jembatan tersebut, pihaknya langsung memberi polisline (garis polisi).

“Pondasinya tergerus air, yang menyebabkan jembatan Carangan ini roboh. Untuk menghindari korban jiwa kami melarang warga untuk melintas di jembatan tersebut, dan kami memberi garis polisi,” kata AKP Basori Alwi kepada SERU.co.id.

Jembatan Carangan yang roboh akibat pondasi tergerus arus sungai - Jembatan Penghubung Dua Desa Roboh, Polsek Glenmore Beri Garis Polisi
Jembatan Carangan yang roboh akibat pondasi tergerus arus sungai.

Sementara Waris warga setempat mengatakan dirinya melihat jembatan ini roboh sekitar pukul 21.00 malam. Pada malam itu, hujan sangat deras sekali, dan debit air naik, yang menyebabkan pondasi jembatan ini ambrol, yang menyebabkan jembatan ini ambruk.

“Pada Kamis malam hujan sangat deras sekali selama dua jam. Meningkatnya debit air sungai carangan ini kiriman dari sungai Kalitakir dan Sungai Kalibaru saat hujan deras itu debit airnya meningkat. Apalagi air kiriman dari sungai Kalitakir dan Sungai Kalibaru membawa sampah dan potongan kayu besar yang tersangkut di penyangga jembatan, yang menyebabkan jembatan ini ambruk,” kata Wasis

Untungnya, pada malam itu tidak ada warga yang melintas di jembatan tersebut, sehingga tidak ada korban jiwa.

“Tidak ada korban jiwa. Biasanya, baik siang maupun malam banyak warga yang melintas di jembatan ini.”ujarnya.

“Karena aliran sungai tersumbat, sehingga arus sungai memutar ke arah timur dan menggerus pondasi jembatan disisi timur, kemudian jembatan tersebut ambruk.”imbuhnya.

Jembatan ini akses satu-satunya jalan alternatif untuk menuju dua desa. Dengan robohnya jembatan ini siswa atau warga yang biasanya melewati jembatan ini harus cari jalan lain, dan harus memutar.

“Robohnya jembatan ini warga harus mencari alternatif jalan lain, begitupun anak sekolah, yang biasa menuju sekolah hanya beberapa menit, sekarang jalannya harus memutar, dan memakan waktu,” ucapnya.

Wasis berharap, robohnya jembatan ini Pemerintah agar segera memperbaiki, supaya warga bisa menjalankan rutinitas dengan baik.

“Karena jembatan ini terletak di perbatasan desa Karangharjo dan desa Tegalharjo, saya berharap dua desa ini memikirkan agar jembatan ini segera diperbaiki, kalau tidak ada anggaran usulkan ke dinas terkait, agar warga atau anak sekolah tidak harus memutar, dan memakan waktu,” harapnya. (git)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *