Malang, SERU.co.id – Mobil listrik sebagai akomodasi bebas emisi menjadi project nasional sebagai solusi energi baru dan terbarukan. Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang berkomitmen mewujudkan misi mobil listrik tersebut. Salah satunya Bedjo-EV, sebagai mobil listrik pertama untuk jenis mobil berat dengan segala medan.
Rektor ITN Malang, Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi, MSEE mengatakan, pihaknya sudah lama berkeinginan membuat mobil listrik. Dengan menjadi institut swasta pertama yang memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), mendorong ITN Malang berinovasi meluncurkan mobil listrik Bedjo-EV.
“Inspirasinya dulu pada saat kami meresmikan beberapa kegiatan pusat riset dan inovasi di kampus 2 ITN Malang, salah satunya PLTS. Sejak itu, teman-teman sudah mulai mendesain bagaimana jika ITN Malang mencoba membuat mobil listrik,” seru Prof Lomi, sapaannya, disela launching mobil listrik Bedjo-EV di Kampus 1 ITN Malang, Rabu (10/8/2022).
- Atasi Banjir Jalan Suhat, Prof Bisri: Solusinya Saluran Drainase dan Sumur Injeksi
- UB Kukuhkan Prof Kadarisman Hidayat, Prof Uun Yanuhar, Prof Mohamad Muslikh dan Prof Aminudin Afandhi
- Berkat TLCNESIA, Aan Karuniawan Prasetia Masuk 30 Tokoh Muda Inspiratif Nasional
Disebutkannya, keunggulan mobil listrik Bedjo-EV menggunakan bodi mobil VW Safari ini telah dilengkapi dengan sistem kontrol. Salah satunya cooling sistem yang telah dipatenkan dalam membantu sistem pendinginan pada sistem kelistrikan mobil.
“Saat baterai digunakan dalam perjalanan, biasanya suhunya meningkat. Dengan sistem pendingin karya dosen dan mahasiswa ITN Malang ini, suhu baterai menjadi normal. Sehingga umur baterai menjadi lebih panjang dan hemat,” bebernya.
Secara spesifik, saat ini Bedjo-EV mampu menempuh jarak lebih dari 130 kilometer dengan lama charge memakan waktu 5-6 jam. Harapannya, dengan terus melakukan inovasi dan pengembangan teknologi terkini, proses charging lebih pendek dan jarak tempuh lebih panjang.
“Harapan kami, terus ada inovasi dan pengembangan dari tim. Misal waktu charge bisa 3-4 jam dengan jarak perjalanan lebih jauh. Tentunya pengembangan tersebut hasil kolaborasi semua prodi yang ada di ITN Malang,” harapnya.