ITN Malang – IG Kolaborasi Kembangkan KEK Singhasari

img 20210421 102236
MoU pengembangan KEK Singhasari. (ist)

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang digandeng oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Kabupaten Malang. Ditandai penandatanganan Nota Kesepahaman Kerja Sama antara Rektor ITN Malang Prof DrEng Ir Abraham Lomi, MSEE dengan David Santoso, Direktur Utama PT Intelegensia Grahatama (IG), sebagai pengelola area KEK Singhasari, di Ruang Sidang Rektorat Kampus 1 ITN Malang, Selasa (20/04/2021).

Rektor ITN Malang, Prof DrEng Ir Abraham Lomi, MSEE menyampaikan, program pemerintah dengan KEK Singhasari sangat luar biasa. Apalagi, sekarang ITN Malang diberi kesempatan untuk berkolaborasi.

img 20210421 102300
Jajaran ITN Malang dan IG siap kolaborasi kembangkan KEK Singhasari. (ist)

“Program pemerintah ini luar biasa. Saya antusias. Saya berharap nantinya ada implementasi nyata, tidak hanya sekedar MoU. Kalau menyangkut kawasan Singosari, ITN Malang sudah mempunyai lokasi pemberdayaan masyarakat. Harapannya kegiatan nantinya bisa menyambung dengan kawan-kawan (program studi),” ungkap Prof Lomi.

Kerjasama Kampus Biru dengan KEK Singhasari mencakup kolaborasi dalam bidang pengembangan pelaksanaan hybrid university. Seperti technology readyness assestment dalam link and match antara dunia pendidikan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri, sekaligus implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Serta, kajian dan studi bersama dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis revolusi industri 4.0.

Disampaikannya, dua alumni ITN Malang (Teknik Sipil dan Arsitektur) juga ikut dalam tim kebijakan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Singhasari.

Baca Juga :

“Saya kaget juga malam-malam ada whatsapp masuk dan yang bersangkutan memperkenalkan diri sebagai salah satu manager pengembangan KEK Singhasari. Dan, ternyata adalah alumni (Teknik Sipil) ITN Malang,” serunya semangat.

Informasi prestasi alumni ITN Malang seketika direspon oleh David Santoso, Direktur Utama PT IG. David berharap, ada keterlibatan ITN Malang dalam berkolaborasi mengembangkan kawasan KEK Singhasari.

“Orang teknik sangat mumpuni. ITN memiliki planologi, arsitektur serta teknik industri, nanti semua bisa dikerjasamakan. Ada perkawinan teknologi tepat guna, teknologi pangan dan marketing jadi satu. ITN bisa berkontribusi banyak di sini, kami akan mengakomodasi,” kata David.

Menempati lahan seluas 120 hektar KEK Singhasari merupakan KEK ke-13 dari total 15 KEK di Indonesia. Dengan bidang pengembangan pariwisata dan teknologi KEK Singhasari juga digadang-gadang ikut serta mendukung wisata Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Merupakan satu dari 10 destinasi wisata prioritas nasional. Dengan begitu TNBTS bisa menjadi destinasi wisata kelas dunia.

“KEK Singhasari memiliki wisata peninggalan Kerajaan Singhasari. Perencanaan sosio kultur yang menjadi embrio kampus ITN Malang sangat menarik dilihat dari sisi planologi. Sehingga ini bisa menjadi salah satu yang menjadi perhatian mahasiswa,” imbuh David.

Malang yang diapit oleh Gunung Bromo dan Gunung Arjuno juga menarik perhatian David. Selain Bromo, Gunung Arjuno yang relatif berdekatan dengan kawasan KEK Singhasari memiliki keindahan dan berpotensi menjadi destinasi wisata baru.

“Kawasan pariwisata itu bagus kalau desain tata ruang memadai. Arjuno indahnya luar biasa. Saya ingin menciptakan destinasi wisata baru. ITN nanti bisa memetakan masterplan (Arjuno), termasuk juga Bromo. Banyak tempat-tempat menarik di Bromo selain Penanjakan. Masih banyak yang bisa di explore. Atau nanti bisa kita lihat peluang lain, barangkali bisa ditemukan suatu sistem yang secara swasta menguntungkan,”  harap David.

Sementara itu, General Manager PT Intelegensia Grahatama, Kriswidyat Praswanto, ST MM menambahkan, KEK Singhasari salah satu kegiatan utamanya adalah teknologi. Kampus-kampus teknologi bisa berperan aktif mendukung pengembangan KEK Singhasari.

“Saya ingin di ITN menjalin suatu kolaborasi. Karena KEK Singhasari merupakan lembaga swasta, maka dengan membangun kerjasama dengan perguruan tinggi swasta akan lebih fleksibel. Apalagi link and match antara dunia pendidikan (perguruan tinggi) dengan dunia kerja belum banyak digarap oleh dunia akademik,” harap alumni Teknik Sipil ITN Malang ini. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *