Investment Outlook BPF: Emas Jadi Peluang Investasi Positif 2020-2021

Para pemateri menyampaikan prediksi investasi sepanjang tahun 2020-2021 - Investment Outlook BPF: Emas Jadi Peluang Investasi Positif 2020-2021
Para pemateri menyampaikan prediksi investasi sepanjang tahun 2020-2021. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Kondisi perekonomian global mengalami kontraksi hebat akibat  pandemi Covid-19 di dunia. Termasuk Indonesia, pertumbuhan ekonomi nasional hanya mampu mendarat di level 2,97 persen, jauh dari target sebesar 4,5 – 4,6 persen.

Gaung resesi pun dinyatakan hampir semua negara, seperti China, Amerika Serikat, dan lainnya. Sementara untuk menjaga stabilitas, gerakan investasi menjadi upaya menjaga kontraksi positif. Namun beragam investasi belum tentu mendapatkan keuntungan. Butuh kejelian dalam menentukan pilihan investasi.

Bacaan Lainnya

“Investment Outlook 2020-2021 ini untuk menjawab keraguan investor untuk memilih jenis investasi yang tepat. Dari paparan para pemateri, akan menjadi pertimbangan calon investor maupun investor yang sudah bergabung, dalam berinvestasi,” ungkap Pimpinan Cabang BPF Malang, Andri, di sela Investment Outlook 2020-2021, Rabu (21/10/2020), dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pimpinan Cabang BPF Malang, Andri, menjawab pertanyaan awak media
Pimpinan Cabang BPF Malang, Andri, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Andri memberikan gambaran bahwa emas sebagai salah satu instrumen safe haven, menjadi buruan para investor di tengah ketidakpastian ekonomi global dan kekhawatiran di masa pandemi. Sementara kinerja sebagian portofolio investasi dalam negeri mengalami kelesuan, seperti perbankan, asuransi, dan lainnya.

“Disaat yang lain lesu, terjadi anomali harga emas melonjak naik hingga menembus level US$ 2.070 / troy ons pada 7 Agustus 2020 silam. Melebihi posisi tertinggi pada 2011. Dan kembali melandai di level US$ 1.850 – US$ 1980 / troy ons. Ini menjadi pilihan investasi yang cukup menarik,” imbuh Andri.

Hadir sebagai pemateri, di antaranya Stephanus Paulus Lumintang (Dirut Bursa Berjangka Jakarta), Fajar Wibhiyadi (Dirut Kliring Berjangka Indonesia (Persero)), Jihadi (Ekonom Universitas Muhammadiyah Malang), dan Andri (Pincab BPF Malang), yang dimoderatori oleh Choirul Anam (wartawan Bisnis Indonesia).

Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta, Stephanus Paulus Lumintang mengatakan, pemerintah fokus pada perbaikan ekonomi dan kesehatan sebagai pemulihan dari pandemi. Salah satu pilihan investasi pada industri komoditi, baik soft komoditi maupun hard komoditi. Karena industri komoditi dipengaruhi ekonomi secara makro, jadi jelas arah investasinya.

“Resesi ekonomi itu bukan krisis moneter, namun pertumbuhannya negatif. Dan peluang mendapatkan keuntungan dalam berinvestasi, haruslah menggunakan momen dan instrumen yang tepat, seperti berinvestasi dalam instrumen perdagangan berjangka. Contohnya kontrak emas Loco London, kontrak berjangka kopi, dan lainnya,” beber Paulus, sapaan akrabnya.

Disebutkannya, pada Q3, Indonesia mengalami kontraksi positif. Prediksinya, bursa berjangka optimis akan terjadi kontraksi positif hingga 40 persen yoy. Bahkan over target 12-18 persen. Salah satunya, emas berkontraksi positif, karena emas sebagai saving haven hingga tembus tertinggi US$ 2.070 / troy ons.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi mengatakan, sejak pandemi hampir semua sektor ekonomi terdampak negatif. Namun sebaliknya industri perdagangan berjangka komoditi, justru mengalami kenaikan transaksi atau tumbuh 22 persen yoy.

Data PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) sebagai Lembaga Kliring Penyelesaian dan Penjaminan Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi di BBJ menunjukkan, sampai dengan Kuartal III tahun 2020 terjadi pertumbuhan transaksi sebesar 25,43 persen, dari 992.187 lot di Kuartal III 2019 menjadi 1.244.491 Lot di Kuartal III 2020.

“Ini jadi salah satu bukti bahwa industri Perdagangan Berjangka Komoditi cukup tahan terhadap guncangan ekonomi, baik lokal maupun global. Tantangannya adalah bagaimana para pelaku melakukan edukasi yang benar kepada masyarakat tentang investasi di PBK,” tandasnya.

Menurutnya, di industri berjangka menerapkan 2 arah transaksi, naik atau turun yang berpotensi keuntungan. Bukan pasti untung. Pun terjaganya integritas industri berjangka, agar investor terjamin keamanan investasinya melalui SITNA, agar tercatat real time. Sementara keamanan atas transaksinya adalah oleh nasabah itu sendiri.

Peserta Investment Outlook menyimak paparan pemateri
Peserta Investment Outlook menyimak paparan pemateri. (rhd)

Senada, ekonom UMM Jihadi menyatakan, kondisi ekonomi paling terburuk di awal semester kedua, dimana hampir semua negara mengumumkan resesi. Namun di kuartal ketiga mulai tumbuh, seperti komoditi di China, dan lainnya.

“Harga emas melambung, minyak drop. Dari pengamatan, saya kira akan kembali tumbuh positif di kuartal keempat. Masuknya vaksin melalui distributor farmasi, harapannya penanganan covid segera terselesaikan. Sehingga perekonomian akan kembali normal,” tandas Jihadi.

Sebagai informasi, BPF Malang mencatat pertumbuhan volume transaksi sebesar 75.663 lot, naik 107,59% dibandingkan tahun sebelumnya pada periode yang sama. Sementara untuk jumlah nasabah baru sepanjang Januari – September 2020, BPF Malang mampu menarik 187 nasabah baru atau meningkat 49,60% dari kuartal III tahun lalu.

“Animo masyarakat terhadap investasi perdagangan berjangka mulai bergairah. Edukasi yang dilakukan selama ini melalui pemberitaan, kegiatan di kampus, hingga service door to door ke setiap calon nasabah, telah membuahkan hasil yang positif,” tandas Andri. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *