Usung Innovative Collaboration Day, Polinema Rangsang Kebangkitan Ekonomi Malang Raya

Pemaparan para pakar perkembangan inovasi dan kewirausahaan. (rhd)

• Dibarengi penerapan protokol kesehatan secara ketat

Malang, SERU.co.id – Dalam masa transisi new normal, kegiatan mengundang massa masih menjadi tantangan tersendiri, khususnya dalam penerapan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Sebagai bentuk jawaban tantangan sekaligus mengawali kegiatan massal, Politeknik Negeri Malang (Polinema) bersama Majestic Convex menggelar “Innovative Collaboration Day (ICD)” di Graha Polinema, Rabu (15/7/2020).

Bacaan Lainnya

Bentuk kegiatan tersebut mewujudkan sinergitas Quadruple Helix, antara akademisi, pemerintah, bisnis, serta komunitas dalam menstimulasi pertumbuhan ekonomi di Kota Malang, melalui inovasi, teknologi, dan kewirausahaan. “Kami berusaha untuk menghidupkan kembali UKM di Kota Malang. Ketika pandemi covid-19, banyak UKM yang terpaksa harus vakum, termasuk pendidikan dan pariwisata,” jelas Arif Fikrul, salah satu Komisaris Majestis Convex, kepada SERU.co.id

Pembukaan oleh Wakil Walikota Malang, Direktur Polinema dan Poltekad. (rhd)

Sementara, Direktur Polinema, Drs Awan Setiawan, MMT, MM, mengatakan, meski ICD digelar di tengah masa pandemi, namun panitia berkomitmen menerapkan prokes yang ditetapkan. Semua prosedur prokes didukung teknologi canggih, seperti desinfektan khusus kendaraan, kamera thermal, wastafel portable otomatis dan penyediaan masker. “Jadi acara ini bisa tetap berjalan, karena kami tetap menerapkan protokol kesehatan yang cukup ketat,” sebutnya.

Wakil Walikota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, mengapresiasi ICD yang diinisiasi Polinema dan Majestic Convex. Terlebih kegiatan yang diusung, selain pionir prokes massal, peserta para pelaku usaha dituntut harus bisa cepat beradaptasi. “Ekonomi tak boleh berhenti, karena akan berdampak besar bagi sendi-sendi kehidupan. Oleh karena itu, untuk bertahan harus dapat beradaptasi dengan keadaan yang lebih maju, tentunya dengan melakukan berbagai inovasi yang kreatif,” semangatnya.

Bung Edi mencoba wastafel portable otomatis. (rhd)

Menurutnya, industri dituntut lebih kreatif menghasilkan produk-produk yang mampu menjawab kebutuhan dan tantangan zaman, terlebih dalam kondisi new normal. “Harus secepat mungkin mengadaptasikan diri. Selain terjaga kesehatannya, tidak kalah penting perekonomian tetap bergerak dan tumbuh dengan baik menuju kesejahteraan,” tandas Bung Edi, sapaan akrabnya.

Untuk mencegah terjadinya kerumunan massa,  maka kegiatan dibagi dua sesi. Sesi pertama, seminar dan FGD oleh akademisi dan praktisi yang berkontribusi besar dalam perkembangan inovasi dan kewirausahaan di Kota Malang. Di antaranya Associate Professor Anton Kriz (dosen dan praktisi strategi manajemen di Australian National University); Dias Satria, SE, MAppEc, Phd (dosen dan pendiri Jagoan Indonesia); Andina Paramitha (Direktur Ngalup.co dan VP Marketing Brand Smartlegal.id); dan Hilda Cahyani, Phd (dosen dan Ketua Urusan Internasional Polinema).

Penerapan protokol kesehatan berjarak peserta ICD. (rhd)

Di sesi kedua, menghadirkan Entrepreneurial Sharing Session dengan tema Surviving Through the New Normal oleh narasumber berpengalaman. Yakni Bunga Lenanta (Creativepreneur Owner lniBuna dan Mie Kemienyik); Umi Tursini (Top Seller Lazada Owner Salvo Shoes dan Salvora Bags); dan Reinukky (Owner Pesenkopi dan Pesenmie).

Acara ditutup pemberian bantuan sebesar Rp 2 juta ke Panti Asuhan Jabal Ulum Jabung melaIui Yayasan Daarul Istiqomah; Menyumbangkan satu alat UVL desinfektan untuk program bersih-bersih masjid gratis; dan pemberian satu buah TV Plasma 32 inc dari ViewSonic kepada Masjid An-Nur Polinema. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *