Imbas Pembelajaran Daring Bikin Kerdil Pemikiran

Prof Suprapto berikan penjelasan dampak pembelajaran daring. (ws1) - Imbas Pembelajaran Daring Bikin Kerdil Pemikiran
Prof Suprapto berikan penjelasan dampak pembelajaran daring. (ws1)

Malang, SERU.co.id – Pandemi yang sudah setahun melanda berpengaruh signifikan pada dunia pendidikan, khususnya perubahan metode pembelajaran dari tatap muka menggunakan dalam jaringan (daring). Meski disisi positif penggunaan teknologi informasi yang serba cepat dan instan itu memudahkan, namun disisi lain juga akan mengerdilkan pemikiran siswa dan mahasiswa.

Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (L2Dikti) Wilayah VII Jawa Timur, Prof Dr Ir Suprapto DEA menegaskan, harus ada formulasi yang dilakukan oleh perguruan tinggi, terutama pada pendidik dalam hal ini dosen, agar tidak terjadi stunting lost of knowlage (kerdil pengetahuan, red)

Bacaan Lainnya

“Supaya tidak terjadi stunting knowledge, pembelajaran harus dilaksanakan dengan cara yang diperbolehkan yaitu daring. Tetap menggunakan teknologi canggih, namun materinya harus menyenangkan dan memotivasi mahasiswa,” seru Prof Suprapto.

Pasalnya, kenyataan di lapangan, banyak mahasiswa yang hanya mengikuti kelas daring sebagai formalitas kehadiran. Kalaupun hadir, terkadang tidur, atau dibiarkan dengan bermain sosial media. Dengan materi yang menarik, menurutnya membuat mahasiswa lebih tertarik dan tertantang.

“Materi dan penampilannya dibuat semenarik mungkin, agar mahasiswa saat daring tidak tidur,” bebernya.

Ada wacana untuk perkuliahan tatap muka di semester depan, namun masih perlu dikaji kembali. Tergantung kondisi daerahnya bagaimana. Kalaupun harus tatap muka, Prof Suprapto menekankan, terbatas 50 persen kapasitas yang masuk.

“Tidak boleh memaksa tatap muka. Jika seperti itu, kementrian juga melarangnya,” tegasnya.

Sementara untuk Kota Malang sendiri, dirinya berpesan, semua harus mengantisipasi pandemi agar tidak berdampak pada kemampuan kompetensi mahasiswa. Penerapan di Kota Pendidikan kedua di Jawa Timur ini sudah sesuai dengan prokes ketat.

“Yang saya lihat sejauh ini perguruan tinggi di Kota Malang khususnya, sudah melaksanakan dengan baik,” tandasnya. (ws1/rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Masalahnya bukan pada daring atau kurang menariknya pembelajaran. Tapi lebih kepada mahasiswanya, ketika tatap muka saja (face to face) juga begitu🥲. Jadi yang perlu diperbaiki bukan sistem atau cara mengajarnya atau bahkan kemenarikan proses pembelajaran, tapi pola pikir mahasiswanya🤣🤧