Hadapi Gelombang Tiga Pandemi, Testing Kota Malang Diperbanyak

Kadinkes, dr Husnul Muarif ditemui di NCC. (jaz) - Hadapi Gelombang Tiga Pandemi, Testing Kota Malang Diperbanyak
Kadinkes, dr Husnul Muarif ditemui di NCC. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Kenaikan kasus covid-19 dalam beberapa pekan terakhir di awal 2022 membuat pengamat meyakini, Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga pandemi. Kota Malang tengah bersiap dengan melakukan testing.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif mengatakan, memang penambahan kasus di Kota Malang cukup tinggi. Di hari Selasa ada sebanyak 122 kasus yang sebelumnya di hari Senin 56 kasus, sehingga ada kasus ditindak lanjuti dengan tracing, agar kontak erat dapat terdeteksi.

Bacaan Lainnya

“Testing inilah adanya penambahan-penambahan itu salah satunya, karena sistem pada surveylance kita. Untuk melakukan tracing testing terhadap kasus berjalan dengan baik,” seru dr Husnul Muarif, ditemui di NCC Balaikota Malang, Kamis (3/2/2022).

Pemkot Malang menargetkan, akan mengoptimalkan tracing bersama-sama tenaga kesehatan (nakes) dengan perbandingan 1:15. Mengingat ada beberapa klaster yang saat ini sudah menyebar di beberapa wilayah.

“Kalau klasternya seperti di awal, yakni klaster lembaga pendidikan, sekolah, ada klaster keluarga, klaster tempat kerja,” imbuhnya.

Selanjutnya, orang-orang yang terkena covid-19 saat ini, masuk kategori Orang Tanpa Gejala (OTG). Ada 98 persen berdasarkan hasil tracing tenaga kesehatan (nakes), sehingga tanpa gejala dilakukan isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan dari puskesmas wilayah.

“Kita juga kerjasama dengan pemangku wilayah kecamatan dan kelurahan,” ujar pria yang pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Kota Malang ini.

Ditanya soal penyebaran, ia mengaku, penularan dari satu sumber, ada satu ini yang belum terasa. Kemudian dikumpulkan bersama, baik dengan keluarga ataupun teman sekelas atau sekantor. Siklus penularan tidak jauh dari lingkungan, virus ini menular karena ada perpindahan bertemu dengan orang lain.

“Kalau dia sendirian di rumah, diem itu, virus tidak akan kemana-mana,” beber dr Husnul.

Pihaknya menambahkan, durasi kesembuhan berasal dari masa isolasi. Dimana yang sekarang ini masa isolasi minimal 10 hari untuk OTG. Bisa dipersingkat masa isolasi di hari ke lima dan enam, tapi dilakukan pemeriksaan PCR.

“Kalau dua duanya negatif, maka itu bisa dinyatakan sembuh. Bila salah satu positif, maka harus melanjutkan pada isolasinya selama 14 hari,” tandasnya kepada SERU.co.id. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *