Festival Kampung GWS Usung Ketahanan Pangan Perkotaan

Acara Festival Kampung GWS dengan konsep urban farming. (ist) - Festival Kampung GWS Usung Ketahanan Pangan Perkotaan
Acara Festival Kampung GWS dengan konsep urban farming. (ist)

Malang, SERU.co.id – Ketahanan pangan di perkotaan yang minim lahan pertanian membuat Kampung Glintung Water Street (GWS) terus berinovasi untuk berdikari. Melalui Festival Glintung Water Street yang mengusung ketahanan pangan perkotaan atau urban farming.

Ketua Kampung Tematik GWS, Ageng Wijaya Kusuma mengungkapkan, kampung tematik yang dirintis sejak tahun 2015 ini sudah menjadi jujugan pendidikan dalam berbagai pengolahan ketahanan pangan.

Bacaan Lainnya

“Selama ini kunjungan wisata edukasi seperti yang saya sebutkan tadi. Ada pengolahan pertanian perkotaan seperti sayur-sayuran untuk hasil sehari-harinya, karena konsep kita urban farming. Tadi sempat panen kangkung, ada juga peternakan,” seru Ageng Wijaya Kusuma, ditemui di Balai RW V Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Jum’at (26/11/2021).

Ketua Kampung Tematik GWS, Ageng Wijaya Kusuma menunjukkan hasil tanaman kangkung. (jaz) - Festival Kampung GWS Usung Ketahanan Pangan Perkotaan
Ketua Kampung Tematik GWS, Ageng Wijaya Kusuma menunjukkan hasil tanaman kangkung. (jaz)

Menurut Ageng, sapaan akrabnya mengaku, konsep festival ketahanan pangan dikemas seperti halnya yang menjadi tujuan Kampung GWS. Dari kampungnya bisa menjadi percontohan kampung-kampung yang lain.

“Edukasinya ada pengolahan minuman dari jus sawi. Selanjutnya, pengolahan lele untuk bakso, dan dipamerkan cara penanaman urban farming,” imbuh pria yang pernah menjadi pendamping desa ini.

Selain mengolah menjadi bakso, lele hasil budidaya disepanjang jalan rumah-rumah warga diolah menjadi stuk, sosis, nugget, hingga Sempol Lele.

Dikatakannya, dulu sebelum pandemi, Kampung GWS pernah menjual hasil lele setiap tiga bulan sekali. Ukuran lelenya cukup besar sehingga warga mendapat panen banyak dari memelihara lele diatas airoponik.

“Kalau sekarang sudah tidak dijual untuk konsumsi, melainkan khusus untuk pengolahan ikan,” tandasnya.

Acara festival kali ini digelar atas dukungan berbagai pihak, mulai dari Dinas Pemuda Olaharaga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, Forum Kelompok Sadar Wisata (Forkom Pokdarwis) Kota Malang, serta semua elemen masyarakat lingkungan sekitar.

“Ada yang hadir dari Forkom Pokdarwis, kampung-kampung tematik lainnya seperti KJT, Sanan, Kelurahan Purwantoro, juga Babinsa Bhabinkamtibmas, sama masyarakat di RW 05,” imbuhnya.

Kominfo Malang

Senada, Ketua Forkom Pokdarwis atau Kampung Tematik Kota Malang, Isa Wahyudi atau sering disapa Ki Demang mengungkapkan, Kampung GWS merupakan kampung dengan ciri khas sayuran organik.

Pihaknya mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah mensukseskan acara Festival GWS. Mulai dari dinas terkait, pimpinan kelurahan hingga masyarakat yang telah ikut berpartisipasi.

“Terima kasih telah menggerakkan dan menggiatkan kampung ini. Semoga tahun depan bisa digelar acara seperti serupa,” beber Ki Demang.

Menurutnya, Kampung GWS menunjukkan eksistensinya dari tahun ke tahun. Terbukti selama masa pandemi covid-19, salah satunya Kampung Tematik yang tidak pernah tutup. Karena kampung ini sudah menjadi kampung tangguh mandiri melalui kegiatan urban farming dan kegiatan masyarakat.

“Kampung ini bukan hanya layak huni tapi juga dikunjungi,” ujar pria yang juga penggagas Kampung Budaya Polowijen ini.

Lain halnya Kepala Disporapar, Ida Ayu Made Wahyuni mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai kegiatan yang positif untuk terus menggerakkan kegiatan di Kota Malang. Termasuk sebagai upaya pemulihan ekonomi melalui sektor wisata.

“Harapan kita kalau pandemi sudah selesai, event yang dilakukan secara offline bisa tumbuh, lebih besar pelaksanaannya,” ungkap Ida.

Ia menyebutkan, event di Kampung GWS mengambil tema ‘Urban Farming’ sangat cocok dengan kegiatan keseharian masyarakat disana. Di tengah pandemi tetap bisa eksis meskipun dengan keterbatasan tatap muka.

“Kalau sekarang dengan virtual, disiarkan di YouTube. Nah kegiatan yang dilakukan ini berkaitan dengan keseharian mereka,” imbuhnya.

Disebutkannya, Festival Kampung ini terus berlangsung di akhir pekan sebelum akhir tahun 2021. Jadwal Sabtu (27/11/2021) di Kampung Terapi Hijau dengan Festival Kalap Kuluban, dan di hari Minggu dengan keseruan event ‘Kembali Berwisata ke Kota Malang’.

“Hari ini Glintung, besok di Kampung Terapi Hijau, dan hari Minggu di Kampung Rolakku,” tandasnya. (jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *