Batu, SERU.co.id – Festival Beji Kampung Tempe kembali digelar untuk ketiga kalinya. Acara tahunan yang diinisiasi oleh Desa Beji dan Dinas Pariwisata Kota Batu ini merupakan upaya untuk melestarikan tempe sebagai warisan budaya tak benda UNESCO. Acara di Dusun Karang Jambe Desa Beji ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Batu, Hj Dewanti Rumpoko, bersama Wakil Walikota, H Punjul Santoso.
Kepala Desa Beji, Deny Cahyono mengatakan, agenda festival ini diawali pada tahun 2019. Namun pada tahun 2020, agenda tersebut tidak dilaksanakan karena pandemi covid-19. Festival kampung tempe tersebut tidak hanya digelar sebagai sebuah festival, namun juga sebuah usaha untuk mewujudkan Desa Beji sebagai Desa Wisata. Untuk itu, pihaknya membutuhkan support dari Pemda melalui dinas terkait.
“Agar nantinya kita tetap mengedepankan UMKM lokal yang diproduksi oleh ibu-ibu PKK dan Karang Taruna,” seru Deny Cahyono, sapaan akrabnya.
Deny Cahyono menjelaskan, tempe merupakan warisan turun temurun. Dengan festival ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi ekonomi masyarakat. Tempe tidak hanya sebagai bahan yang bisa diolah menjadi berbagai makanan, namun juga bisa dirupakan sebagai motif Batik Tempe.
“Ini juga ada produk batik, hasil kreativitas yaitu batik tulis bermotif tempe yang sudah dimulai sejak tahun 2021 lalu,” ungkapnya.
- Grand Miami Hotel Kepanjen Suguhkan Paket Menu Berbuka Puasa Mulai Dari Rp35 ribu
- Lestarikan Tradisi, Disbudpar Bojonegoro Gelar Lomba Oklik
- Hotel Tugu Malang Persembahkan Paket Sahur dan Berbuka Kuliner Nusantara di Atas Congklak
Selain fokus pada pengembangan olahan tempe, tahun 2022 Desa Beji ini juga fokus pada limbah tempe. Kulit kedelai hasil pencucian, masih bisa dibuatkan bahan makanan untuk mendukung UMKM Desa Beji. Selain itu, dari limbah cair bisa diolah menjadi pupuk organik.
“Kedepannya, tidak ada lagi yang dibuang cuma-cuma yang mencemari, itu untuk pembuatan pupuk cair organik dari tempe. Itu yang sedang kami kembangkan,” cetusnya.
Dalam festival ini dimeriahkan dengan penggorengan aneka tempe yang dilakukan oleh 77 anggota PKK Desa Beji. Acara juga dilanjutkan dengan makan tempe bersama. Wali Kota Batu, Hj. Dewanti Rumpoko memberikan apresiasi atas digelarnya kegiatan ini.
“Beji memiliki potensi kuat yang harus dikembangkan agar lebih diketahui oleh masyarakat luas,” ucap Wali Kota Batu.
Orang nomor satu di Kota Batu itu juga menjelaskan, warga Desa Beji juga harus bisa mengambil peluang lain. Salah satunya, menyiapkan bahan makan untuk kaum vegetarian dari bahan kedelai. Untuk mendatangkan wisatawan ke Desa Beji, infrastruktur juga harus diperlebar.
“Ini peluang untuk bisa menyiapkan bagi yang vegetarian, harus diambil. Bisa dikawal Dinas terkait untuk mempersiapkan infrastrukturnya agar lebih bagus. Untuk jalan, mudah-mudahan bisa dilebarkan, agar wisatawan yang kesini bisa lebih naik,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Batu mengatakan, potensi tempe di Desa Beji bukan hanya satu-satunya. Selain sentra pembuatan tempe, juga terdapat kampung yang disebut kampung wayang, kampung sapi dan beberapa pusat kuliner yang ada. Kadisparta yakin, kampung Beji juga mampu menjadi sebuah desa wisata yang mendatangkan tamu wisata.
“Saya yakin tamu tidak akan kecewa dengan destinasi yang dimiliki Desa Beji dengan berbagai hal yang disajikan,” ujarnya.
Acara Festival Beji Kampung Tempe yang berlangsung, Jumat (24/6/2022) ini, turut dihadiri Kadisparta Batu, Kadinkes Kota Batu, Ketua PHRI Batu, Kapolsek junrejo dan Camat Junrejo. Usai kegiatan menggoreng tempe bersama, juga dilakukan tradisi Mburak Tumpeng Tempe. Tumpeng tempe yang sudah dibacakan doa, menjadi rebutan warga. (adv/dik/rhd)
Baca juga:
- Koramil Blimbing Bersama Warga Karya Bakti Bersihkan TPU Gang Makam
- Aparat Gabungan Kota Batu Tertibkan PKL dan Tempat Hiburan yang Nekat Buka Ramadan
- Babinsa Koramil Blimbing Amankan Ibadah Jumat Agung Paskah 2024
- Safari Ramadan 1445 H, Pangdam V/Brawijaya Bersama Prajurit dan Persit Wilayah Malang Raya
- BPKAD Jombang Serahkan Dokumen Hibah Daerah atas Tanah Kas Desa