Buah Kegabutan Pandemi, Pekerja Seni Malang Raya Suguhkan Film Pendek 18 KM

YouTube video

Malang, SERU.co.id – Dampak pandemi Covid-19 bagi pekerja seni dan hiburan Malang Raya, sangat berpengaruh. Pasalnya, sektor pariwisata sebagai tempat bertumpunya industri wisata, hotel, rumah makan, UMKM, pekerja seni dan hiburan. Serta berbagai industri dan profesi lainnya sebagai tempat mengais rejeki, ditutup total. Praktis tak ada pemasukan untuk operasional selama masa pandemi.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk tetap bertahan hidup. Selain upaya banting stir usaha, sebagian lainnya bahu membahu dengan tetap berkreativitas di bidangnya. Seperti debut para pekerja seni Malang Raya dengan mahakarya film pendek bertajuk “18 KM: Malang-Batu, Kalau Masih Sayang Pasti Bertemu.”

Bacaan Lainnya

“Ide film 18 KM (kilometer, red) berawal dari kegabutan (bingung aktifitas, red) kami dan rekan-rekan pekerja seni dan hiburan Malang Raya akibat pandemi Covid-19. Dari obrolan gabut itu, muncul ide bikin film pendek dan direspon positif oleh rekan-rekan. Pokoknya kita harus berkarya, biar ide-ide seni kita terus ada,” ungkap Oneng Sugiarta, inisiator dan penulis naskah film 18 KM.

Sekuel film 18 KM, saat Lanang dan Janeeta melangsungkan pernikahan
Sekuel film 18 KM, saat Lanang dan Janeeta melangsungkan pernikahan. (rhd)

Dalam film yang diproduksi oleh Oneng Sugiarta Entertainment dan PT Kian Mulia Dua Puluh Tujuh (KM 27) ini, mengambil latar di sekitaran Desa Bumiaji, Kota Batu, dan beberapa spot di Malang-Batu. Para pemeran dan pihak yang terlibat merupakan para pekerja seni dan hiburan Malang Raya dari semua kalangan.

Baca juga : Film Pendek “Elipsis” BMW Astra Sampaikan Pesan Arti Hubungan

“Ide awal saat pandemi, bagaimana menghibur diri sendiri dan orang lain. Dengan revisi naskah dan masukkan rekan-rekan, akhirnya kami mulai produksi film awal September 2020. Efektif syuting hanya 4 hari, namun ada beberapa pengambilan footages setelah itu,” imbuh Master of Ceremony (MC) kondang nasional ini.

Beberapa soundtrack film merupakan karya asli para pekerja seni dalam album lagu kompilasi 18 KM, yang dibuat beberapa bulan sebelumnya. Album ini sekaligus ide awal yang berlanjut dengan dibuatnya film pendek 18 KM. Seperti lagu Janeeta karya Sayangku, Stalking Kamu dinyanyikan oleh Yunna Amora, dan lainnya.

Dalam penyajiannya, 18 KM lebih mengangkat kearifan lokal Kota Batu, lengkap dengan gaya dan bahasa khas Malangan, serta ngeyelan ledom Kera Ngalam (kegigihan khas Arek Malang, red).

Para pemain dan kru, saat Gala Premiere film 18 KM
Para pemain dan kru, saat Gala Premiere film 18 KM. (rhd)

“Sebenarnya, script menggunakan bahasa Indonesia. Namun dalam prakteknya, rekan-rekan sering improvisasi menyisipi bahasa daerah Malangan secara alamiah. Ya, kami pikir ini malah jadi nilai plus untuk mengangkat kearifan lokal dan diterima oleh audiens,” tutur Rulli Suprayugo, Sutradara 18 KM, diamini partnernya Irfan.

Baca juga : Wawan Saktiawan Bikin Film Pendek ‘Bowoh’, Apresiasi Penyandang Tunarungu

Terkait peran sutradara yang disandangnya, presenter kondang ini menyebut, merupakan tantangan sekaligus karma atas keusilannya selama ini. Lantaran peran awal yang ditawarkan sebagai bapaknya Lanang, namun sesaat sebelum syuting, dirinya didapuk sebagai sutradara.

“Kaget pastinya, karena ini pengalaman pertama jadi sutradara. Aku biasanya sering nyelatu (mengkritik, red) film orang. Nah sekarang, aku yang harus siap dicelatu (dikritik, red),” ucap penyiar radio milik BUMN ini.

Alur cerita 18 KM menggambarkan kengeyelan pemain utama Lanang (Bintang Halilintar) dalam menjalani kehidupan paska kuliah. Antara menggapai cita-cita sebagai pengusaha muda asli putera daerah Kota Batu, atau pilihan mengejar cinta pujaan hati, Janeeta (Elizabeth Jennifer), yang harus pindah ke Jakarta. Konsep cerita psikologi terapan ini menarik perhatian PT KM 27 untuk turut ambil bagian.

“Siklus waspada covid dan karantina sudah kita lewati, sekarang bagaimana membangkitkan mental di era new normal. Bagaimana caranya bangkit, namun ada keterbatasan karena pandemi. Pesan di film ini, kalau ingin sesuatu ya berbuatlah, jangan hanya bermimpi,” beber Kiki Indah Permata, Direktur PT KM 27.

Produser dan Sutradara film 18 KM
Produser dan Sutradara film 18 KM. (rhd)

Menurut produser film ini, alur cerita 18 KM merupakan kronologi kehidupan sehari-hari. Karena keterbatasan, menyebabkan seseorang lupa bahwa untuk berubah ke arah yang lebih baik itu bukan hanya angan-angan. Namun dibutuhkan perjuangan lebih dalam menentukan pilihan, peluang dan resikonya. Selain dukungan dari semua pihak, baik keluarga, teman dan lingkungan.

Baca juga : 18 Film Meriahkan Malang Film Festival 2022 Karya Sineas Muda

“Sama halnya rekan-rekan ini. Tetap semangat dan berkarya secara totalitas. Awalnya bondo dewe dan bondo nekat, karena kebersamaan semua itu bisa diraih,” tandas Kiki, sapaan akrabnya.

Dalam film berdurasi 18 menit ini, menceritakan kegigihan Lanang (Bintang Halilintar) dalam menjalani kehidupan usai lulus kuliah perguruan tinggi di Kota Malang. Saat kuliah, Lanang tertarik pada teman kuliahnya, Janeeta (Elizabeth Jennifer). Disaat lulus dan cinta keduanya bersemi, Janeeta harus pindah mengikuti ayahnya tugas di Jakarta.

Lanang pun bimbang. Antara mewujudkan janji kepada kedua orang tuanya, bapak Kasdi (Bayhakky Novanda) dan ibu Hartini (Atika Soekarno), untuk mewujudkan impian sebagai pengusaha muda asli putera daerah. Sekaligus niatnya saat perjalanan 18 kilometer Malang-Batu selama kuliah. Atau mengejar Janeeta dengan mencari penghidupan di Jakarta.

Dengan berbagai pertimbangan dan saran kedua orang tuanya, serta sahabat karibnya, Yunna (Yunna Amora). Akhirnya Lanang pun memutuskan tetap tinggal di Batu dan berusaha keras mewujudkan impian sebagai pengusaha muda. Mimpinya pun terwujud.

Setelah sukses, tak sengaja Lanang kembali bertemu Janeeta. Dari pertemuan tersebut, keduanya melanjutkan hubungan serius di atas pelaminan. Betapa bahagia mereka berdua, keluarga dan rekan-rekannya.

Sayangnya, cerita tersebut berakhir ketika sang ibu membangunkan Lanang yang tengah tertidur di sofa ruang keluarga. Seketika membuyarkan bunga tidur Lanang.

Oalah mimpi,” seru penonton tertawa, dan kembali tertawa saat menyaksikan remahan behind the scene, pada Gala Premiere film 18 KM di Atria Hotel, Malang, Rabu (28/10/2020) malam. Kado hari Sumpah Pemuda.

Film pendek 18 KM ini bisa dinikmati di kanal YouTube Oneng Sugiarta Entertainment. Selain itu, rencananya kru dan pemain akan melakukan road show beberapa daerah di Jawa Timur mulai bulan depan. (rhd)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar

  1. Ping-balik: Arief Joko: Film 18 KM Bagus, Menghibur, Tapi Kurang Tajam | Seru.co.id
  2. Ping-balik: Film Dokumenter Kampoeng Thengul di Bojonegoro Raih Juara 3 FDBL 2022