Bakti Dokter-Nakes Selama Pandemi Hingga Vaksinasi

Wali Kota Malang meninjau vaksinasi kepada lansia. (jaz) - Bakti Dokter-Nakes Selama Pandemi Hingga Vaksinasi
Wali Kota Malang meninjau vaksinasi kepada lansia. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Tenaga kesehatan (nakes), relawan, dan dokter adalah garda terdepan dalam menangani Covid-19 di masa pandemi. Rela mengorbankan jiwa, raga, pikiran untuk merawat pasien yang terpapar.

Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji mengucapkan selamat Hari Dokter Nasional. Menurutnya, jasa para dokter sangat luar biasa dalam menolong orang berjuang untuk sembuh dari penyakit yang dideritanya. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, di mana perjuangan para dokter dan tenaga medis lainnya sangat luar biasa.

Bacaan Lainnya

“Kami ucapkan selamat Hari Dokter Nasional kepada para dokter di mana pun berada. Para dokter adalah garda terakhir penanganan Covid-19. Jasa para dokter sangat luar biasa dalam menangani pasien Covid-19,” seru Wali Kota Sutiaji.

Para dokter, kata dia, bekerja siang dan malam untuk membantu para pasien Covid-19 agar bisa sembuh. Bahkan mereka ada yang jarang bertemu keluarga akibat menangani pasien Covid-19. Oleh karena itu, kata dia, hendaknya masyarakat taat dan patuh pada protokol kesehatan. Sehingga Covid-19 tidak menyebar kembali seperti yang sudah dialami selama ini.

Salah satu nakes menyuntikkan vaksin ke pasien. (jaz) - Bakti Dokter-Nakes Selama Pandemi Hingga Vaksinasi
Salah satu nakes menyuntikkan vaksin ke pasien. (jaz)

Sementara itu, Staf Pengajar di Departemen Gastroenterohepatologi Ilmu Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar (RSSA), dr. Syifa Mustika, SpPD-KGEH FINASIM menjelaskan, memaknai Hari Dokter sebagai self kontemplatation. Melihat apa yang sudah dan belum dikerjakan, terlebih selama pandemi melanda Indonesia.

“Kita dengan pandemi Covid-19 mau tidak mau, bakti kita dan kinerja kita juga sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” ujar dr. Syifa Mustika, melalui sambungan telepon, Minggu (24/10/2021).

Dokter kelahiran Banyuwangi tahun 1978 ini mengungkapkan, momen tersebut bisa digunakan untuk saling menguatkan antara satu dengan yang lain. Tenaga kesehatan (nakes) juga turut menjadi korban selama virus yang berasal dari Wuhan China.

“Sebetulnya nakes Indonesia yang paling terdampak. Meninggalnya nakes Indonesia, atau di Asia Tenggara kita paling tinggi. Karena memang penduduknya juga banyak,” bebernya.

Dr. Syifa, sapaan akrabnya menjelaskan, tantangan dokter ke depan akan semakin berat. Sudah seyogyanya, pihak medis untuk terus menjalankan tugasnya dengan baik, mendarmabaktikan untuk kebaikan demi menjadi Indonesia yang lebih sehat.

“Kita sebagai dokter tetap harus memberikan bakti yang terbaik untuk bangsa dan negara. Karena tantangan kedepan semakin berat, ya tetap menunjukkan eksistensinya,” imbuh dokter yang juga sebagai Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya.

Kominfo Malang

Lebih lanjut, menurut dr. Syifa, sejauh ini ketika berpraktik, angka Covid-19 menurun. Tetapi pasien satu hingga dua masih ada, kebanyakan dengan pasien yang memiliki komorbid. Seperti gagal ginjal, stroke, sakit tumor, HIV terdeteksi Covid-19.

“Rata-rata mereka yang terdeteksi itu yang terpapar belum vaksin,” imbuhnya.

Dokter yang juga penulis buku ‘New Normal Life’ ini mengingatkan, sekarang harus merubah pemahaman masyarakat bahwa ‘saya tidak vaksin karena punya komorbid’. Pemahaman tersebut keliru, orang dengan komorbid merupakan populasi yang harus disegerakan untuk vaksinasi supaya terlindungi.

“Pesan saya untuk yang sepuh, terutama dengan komorbid jangan takut untuk vaksin. Silahkan berkonsultasi dengan dokter untuk diarahkan vaksinasi dan vaksin mana yang tidak boleh,” jelasnya.

Sehingga, baik lansia atau orang dengan komorbid bukan menjadi penghalang untuk vaksin. Justru orang-orang dengan komorbid yang harus mendapat perhatian dengan treatmen tersendiri dengan vaksinasi.

Dokter yang baru melaunching buku terbarunya ‘Kupas Tuntas Vaksinasi Covid-19’ ini menambahkan, ketika orang mempunyai penyakit atau diabetes, tidak vaksin malah tidak tepat. Ada syaratnya mulai kontrol, minum obat, kalau ragu bisa mengonsultasikan dengan dokter.

“Saya yakin dokter akan menganjurkan sesuai dengan kondisi pasien. Kalau kondisinya belum bisa nanti ditulis belum layak vaksin, tetapi kalau stabil ya pasti bisa vaksin,” tandasnya.

Lurah Merjosari Drs. Abdullah menjelaskan, vaksinasi di kelurahannya sudah mencapai 60 persen. Capaian tersebut atas kerja sama baik dari Pemkot Malang melalui Dinas Kesehatan Kota Malang, jajaran TNI dan Polri.

“Masyarakat yang sudah tervaksin di Kelurahan Merjosari dari pendataan sudah hampir 9.000, atau hampir 60 persen,” ungkap Abdullah.

Terkait vaksinasi door to door, pihaknya mengapresiasi yang dilakukan Pemkot Malang melalui puskesmas kewilayahan. Selain ditujukan kepada lansia, juga akan menyasar bagi warga yang sama sekali belum terjangkau di gerai vaksin.

“Data yang belum dari RW itu akan didatangi oleh puskesmas, maupun dari Babinsa atau Bhabinkamtibmas,” tandasnya. (adv/jaz/rhd)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *