Nenek Kalimah Sakit Parah, Ditelantarkan & Dipingpong RS Baptis

IMG 20200202 191737 resize 29

• Warga dan Pemdes Junrejo geram campur kecewa

Batu, SERU.co.id – Di tengah gemerlapnya Kota Wisata Batu, ternyata masih ada warganya yang masih hidup jauh dari kelayakan. Kondisi menunjukkan ketimpangan masih terjadi di kota ini.

Nampak di rumah Bu Kalimah (66), warga Jalan Diponegoro Atas Gang 4, RT 5 RW 1, Dusun Junwatu, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo. Di rumah tanpa jamban dan beralas tanah ini ditinggali oleh dirinya bersama adik laki-laki yang sudah cukup renta dan kedua keponakannya.

Yang membuat miris, Kalimah saat ini dalam keadaan sakit tak berdaya, hanya bisa tertidur di kasur. Keponakannya bernama Supendi (34) tak jauh berbeda, ia harus menjalani cuci darah seminggu dua kali karena menderita gagal ginjal. Adik laki-laki Kalimah yang sudah tua renta pun juga tak bisa berbuat banyak. Keponakan wanita yang hidup bersama mereka hanya bisa merawat seluruh penghuni rumah.

Keadaan semakin parah, mereka hidup dalam keterbatasan karena tidak ada yang mencari nafkah. Untuk hidup sehari-hari, Supendik mengaku hanya bisa berharap pemberian dan bantuan dari pihak Pemdes Junrejo dan bantuan warga lainnya.

Upaya warga berjibaku melintasi jalanan licin dan berbatu menandu Kalimah. (rka)

Mirisnya, lokasi rumah juga berada jauh ditengah areal persawahan dengan akses jalan menanjak, licin, berlumpur dan berbatu. Kira-kira jarak rumah dengan jalan terdekat mencapai 200 meter. Idealnya hanya bisa diakses dengan jalan kaki atau sepeda motor. Untungnya penerangan/listrik, keluarga tersebut mendapatkan bantuan dari warga sekitar yang mau bermurah hati.

Di bagian depan rumah, terdapat kandang bebek dan ayam. Di belakangnya, satu rumah tetangga. Hanya ada dua rumah saja yang berada di lingkungan rumah Kalimah. “Bu Kalimah tidak bisa apa-apa, ketika ditanya hanya terdiam dan menggerakkan sedikit kepalanya,” kata Supendik, Minggu (2/2/2022).

Dalam kunjungannya, sejumlah jurnalis diantar oleh Bagian Kesra Pemdes Junrejo, Mamek Suryadi. Tujuan jurnalis ke sana lantaran ada informasi jika dua kali Pemdes mengantarkan Kalimah untuk berobat dua kali ke RS Baptis, namun tak mendapatkan pelayanan yang bagus.

Beberapa hari sebelumnya, ungkap Supendik, Kalimah dibawa ke Rumah Sakit Baptis, Kota Batu pada Rabu (29/1/2020) dan Jumat (31/1/2020).

Di hari Rabu, Kalimah datang sekitar pukul 10.00 WIB. Kemudian oleh petugas dari RS Baptis dijanjikan kalau dokternya akan datang pada pukul 14.00 WIB. Setelah menunggu lama sampai pukul 17.00 WIB, nyatanya Kalimah belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. Kemudian setelah pukul 17.00 WIB, dokter pun datang dan memeriksa kondisi Kalimah. Dokter pun menyebut jika kondisinya baik-baik saja.

“Katanya dokter baik-baik saja, jadi disuruh pulang. Padahal keterangan Puskesmas Junrejo, harus dirawat di RS karena kondisinya drop akibat sakit diabetes dan lainnya,” beber Supendik.

Makanya, keraguan keluarga pun muncul, tidak sependapat dengan dokter. Kalimah tidak bisa lagi bergerak dan sering menjerit kesakitan saat malam hari. “Kami hanya ingin mereka memperhatikan kami, padahal ketika kami mau ke RS, Bu Kalimah harus ditandu banyak orang,” kata Supendi.

Pemdes Junrejo, warga dan pihak yang peduli memasukkan Kalimah ke ambulance. (rka)

Untuk berangkat ke RS Baptis, Kalimah harus ditandu menuju jalanan yang berjarak sekitar 200 meter. Petugas dari TNI/Polri, perangkat desa serta sejumlah warga bahu membahu membantu mengantarkan Kalimah ke mobil Ambulance. Di jalanan yang kecil, licin dan menanjak itu, orang-orang yang mengangkat tandu harus berhati-hati, serta membawa penutup agar Kalimah tidak kehujanan. Begitu pun ketika pulang ke rumah.

Hal itu yang membuat keluarga Kalimah kecewa. Ia berharap mendapatkan pelayanan yang baik, bisa menjalani rawat inap. Namun nyatanya, disuruh pulang dalam kondisi yang tidak bisa banyak bergerak.

Lalu, ketika Jumat ke RS Baptis, peristiwa serupa kembali terjadi. Kalimah harus menunggu hingga lebih dari lima jam untuk mendapatkan pelayanan dari dokter. Pihak keluarga pun kembali kecewa. Kekecewaan semakin memuncak ketika dokter menyarankan agar Kalimah dibawa pulang kembali, bukan mendapatkan layanan rawat inap. Dan disarankan kembali hari Senin.

“Itu yang membuat saya kecewa, kami pun memutuskan tidak perlu kembali lagi ke sana. Sudah dua kali dipingpong. Tidak ada tindakan, akses jalan juga sulit. Jadi pihak keluarga sepakat tidak membawa ke RS Baptis. Kalau RS lain mungkin mau,” keluh Supendi.

Namun Supendi khawatir terhadap Kalimah. Ia menyadari kalau Kalimah harus mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun, dengan kondisi yang serba sulit saat ini, dirinya hanya bisa pasrah. Pihak keluarga merasa putus asa karena merasa tidak mendapatkan pelayanan yang baik.

“Harusnya ada penanganan intens, tapi bagaimana lagi keadaannya kayak gini. Saya kasihan, tiap malam Ibu Kalimah tidak bisa tidur dan sering teriak-teriak. Saya akhirnya jarang tidur, akibatnya kondisi saya juga drop,” ujar Supendi.

Supendi berharap, ada pelayanan medis yang bisa datang ke rumahnya, bukan Kalimah yang keluar rumah. Selain akses yang sulit, juga kondisi yang tidak memungkinkan bagi Kalimah untuk keluar masuk rumah. Maka dari itu, pihak keluarga berharap ada pelayanan rawat inap sehingga kondisi Kalimah betul-betul membaik.

“Jika memang mau dibawa kembali ke RS Baptis, kami hanya ingin tidak ada yang bertele-tele. Sudah itu saja, kami sudah trauma,” kesalnya.

Ketua RT 5 Mawan Makholil, membenarkan hal tersebut. Untuk membantu keluarga pra sejahtera itu dirinya selalu mengutamakan dahulu setiap ada bantuan dari pemerintah, desa atau pihak lainnya. Tujuannya, supaya mereka mendapatkan bantuan karena memang keadaan yang sangat kurang.

“Tiap ada bantuan, keluarga Bu Kalimah selalu saya prioritaskan agar dapat. Bisa dibayangkan keadaanya juga seperti ini. Selama ini desa yang terus membantu keluarga ini,” ungkap Mawan.

Seperti kemarin, ketika membawa Kalimah ke RS Baptis. Warga bersama Pemdes Junrejo kompak menandu Kalimah dengan bersusah payah, tapi tidak mendapatkan pelayanan yang baik. “Ya kemarin inisiatif desa agar dibawa ke RS. Eh tapi gak ada perhatian dan pelayanan,” keluh Mawan kembali.

Kepala Desa Junrejo Andi Faizal Hasan. (rka)

Senada, Kepala Desa Junrejo Andi Faizal Hasan turut kecewa pada pelayanan RS Baptis yang membuat warganya harus bolak-balik. Padahal, akses jalan rumah warganya itu sangat sulit ditempuh, bahkan harus ditandu. Apalagi dengan kondisi Kalimah yang kesakitan.

“Jujur saya kecewa, awalnya kami memang mendapatkan laporan terkait kondisi Kalimah. Lalu saya datang langsung ke lokasi melihat kondisi Kalimah. Lalu saya mengumpulkan keluarga Kalimah dan menganjurkan agar Kalimah dibawa ke RS karena kondisinya semakin memburuk dan perlu mendapatkan pelayanan medis,” beber Faisal.

Usai rapat, keluarga sepakat membawa ke RS setelah pihaknya koordiansi dengan Puskesmas Junrejo. Namun oleh RS disuruh pulang karena kondisi dianggap baik. Mengetahui warganya harus menunggu hingga lebih dari lima jam untuk mendapatkan pelayanan, kekecewaan Faizal semakin memuncak.

Menurutnya, hal tersebut tidak seyogyanya terjadi, apalagi Kalimah perlu mendapatkan perawatan segera. “Ketika kontrol, ternyata menunggu dokter sampai sore yang belum memberikan penanganan. Kabarnya itu urusannya dokter saraf, kemudian juga dokter bedah. Dari RS Baptis tidak ada kejelasan,” keluh Faizal.

Faizal bertanya-tanya, kenapa pihak RS begitu tega menyuruh orang tua yang sedang sakit hingga lima jam lebih. Faizal berpendapat, seandainya memang harus lama menunggu dokter, maka sebaiknya diberikan layanan rawat inap agar mendapat penanganan dini terlebih dahulu.

“Jika dirawat ya dirawatlah, kenapa tidak disuruh menginap saja. Untuk layanan medis, sejauh ini desa belum bisa berbuat banyak. Kalau desa  telah menyiapkan tenaga untuk membantu Kalimah. Termasuk untuk membantu menandu, jika sewaktu-waktu perlu keluar dari rumah,” papar Faisal.

Dia berharap, kedepan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat miskin bisa dilakukan dengan baik. “Nanti kita tetap akan memberikan semangat kepada pihak keluarga agar Kalimah mendapat pelayanan kesehatan, karena merupakan hak warga negara,” imbuh Faisal.

Terpisah, melalui Manager Rawat Inap RS Baptis Dwi Wulan, saat dikonfirmasi menjelaskan jika belum mengetahui secara detail dan mengecek kebenaran informasi. “Kami tidak bisa memberikan keterangan lebih lanjut. Kita akan berkoordinasi dengan Humas RS Baptis dan dokter terkait. Kami perlu waktu untuk menelusuri data pasien atas nama Kalimah,” janji Wulan di ruangannya.

Untuk itu, Wulan menjanjikan Senin (3/2/2020), akan memberikan perkembangan informasi tersebut. “Kami akan tindak lanjuti besok dan perlu konfirmasi ke Humas, serta dokter terkait dulu ya. Sekarang hari Minggu, jadi kantor baru buka besok,” tutup Wulan. (rka/rhd)

Pos terkait