Pemprov Jatim Optimis Turunkan Stunting Serendah-Rendahnya

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, saat menjawab pertanyaan awak media. (bim) - Pemprov Jatim Optimis Turunkan Stunting Serendah-Rendahnya
Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, saat menjawab pertanyaan awak media. (bim)

Malang, SERU.co.id – Pemerintah Jawa Timur (Pemprov Jatim) optimis mencapai target pengentasan stunting serendah-rendahnya. Seperti diketahui, target secara nasional di tahun 2024 mendatang sebesar 14 persen.

Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Pemprov Jatim terus melakukan upaya dengan pihak-pihak terkait dalam penanganan stunting. Menurutnya, salah satu hal penting dalam penanganan stunting adalah memperkuat kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

Bacaan Lainnya

“Terus kita lakukan koordinasi. Pada 3 Oktober yang lalu kita juga bersama Kepala BKKBN Koordinator Stunting di Jawa Timur. Hari ini yang dibutuhkan dan yang akan datang adalah kualitas SDM,” seru Khofifah, Minggu (16/10/2022).

Menurutnya, saat ini angka stunting di Jatim sendiri sudah mencapai 23 persen. Dimana angka tersebut lebih rendah dari angka stunting nasional, yang masih mencapai 24,5 persen.

Sebagai upaya untuk mencapai target yang ditetapkan, pihaknya terus bekerja keras dalam menekan angka stunting di daerah-daerah Jawa Timur. Dikatakan Khofifah, guna mencapai hal tersebut, peran serta stakeholder di tingkat terendah sangat dibutuhkan.

“Maka, dalam penanganan stunting ini harus kerja keras. Untuk menjadikan masyarakat memahami bahwa kualitas SDM ini didorong antara lain menurunkan stunting serendah-rendahnya. Target Presiden di tahun 2024 adalah 14 persen, ini akan menjadi kerja keras kita semua,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur, Dr. Erwin Astha Triyono mengatakan, jika peta daerah dengan stunting tertinggi masih di daerah pulau Madura. Salah satunya, Kabupaten Sampang.

“Saya tidak terlalu hafal (daerah dengan stunting tinggi), tapi yang jelas masih di area Madura. Kira-kira di Sampang itu masih (tinggi),” kata Kadinkes Jatim tersebut. (bim/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait