Oh My Gethuk, Angkat Kuliner Tradisional ke Toko Modern

Diva Velda Hanifa (kanan) dan Doni Reza Anggara, menunjukkan beberapa produk OMG. (rhd)

• Sasar milenial, sajikan beragam rasa roll dan original

Kota Malang, SERU – Mengangkat kuliner tradisional gethuk ke level toko modern, menjadi sebuah tantangan tersendiri. Apalagi targetnya kalangan milenial, denganan daya tahan gethuk hanya mampu bertahan 1 hari. Mencoba menjawab tantangan itu, Diva Velda Hanifa, mahasiswa semester 5 Binus ini, mendirikan toko Oh My Gethuk (OMG) di kawasan Sulfat depan Dinsos Kota Malang.

Bacaan Lainnya

Riset dimulai ketika akan mengikuti lomba sekitar tahun 2017. Saat itu, petani singkong mengalami keterpurukan lantaran harga merosot tajam hingga Rp 500 per kilogram. Lantas, terbersit  apa yang bisa diberdayakan untuk mengangkat petani singkong.

“Menggunakan resep dari ibu, kami coba olah menjadi gethuk high quality yang dibranding dan dijual ke kafe-kafe tempat nongkrongnya anak muda. Karena di kafe, cuma ada brownies dan kudapan kekinian, tidak ada makanan tradisional. Ternyata responnya luar biasa,” jelas Diva, owner OMG.

Aneka produk Oh My Gethuk. (rhd)

Menurutnya, makanan tradisional yang dikemas kekinian menjadi daya tarik milenial dan pelepas rasa kangen generasi sebelumnya. Selain beragam rasa kekinian, rasa original masih diminati. “Memang tidak mudah, karena 70 persen peminatnya bukan milenial. Dengan produk olahan kami, kami membuktikan bahwa gethuk mau pakai kelapa atau tidak, itu tetap enak,” ungkap Diva, didampingi manager marketing Doni Reza Anggara.

Menggunakan bahan baku singkong dari wilayah Malang Selatan, guna menjaga standar kualitas singkong, Diva cs berani memasang harga kontrak Rp 4.000 per kilogram. “Meski harga pasaran naik turun, kami sudah mematok standar kualitas yag telah disepakati, dan dihargai Rp 4.000 per kilogram bersih sudah terkupas. Tak sesuai standar, ya tidak kita terima. Kebutuhan singkong sekitar 300 kilogram per hari,” terang Diva.

Mensiasati kemasan oleh-oleh yang tahan lama, OMG berencana mengembangkan varian produk baru yaitu gethuk bakar. “Di ruang bebas, karena tanpa pengawet, hanya bertahan 1 hari dan 4 hari dalam kulkas. Agar bisa dibuat oleh-oleh, rencananya akan kami kembangkan gethuk bakar,” janji Diva.

Hadir dengan 2 varian dan 6 rasa, harganya pun terjangkau. Yakni varian Gethuk Roll dibanderol Rp 55 ribu, dengan rasa millo, macchiato, taro, dan cheesse. Dan Gethuk Original dibanderol Rp 20 ribu, dengan rasa milky dan gula merah. (rhd)

disclaimer

Pos terkait