Malang, SERU.co.id – Penguatan ketahanan sistem kesehatan masyarakat pasca pandemi merupakan salah satu dari lima program prioritas Kota Malang menyongsong 2023 mendatang. Capaian kesehatan di Kota Malang terus direalisasikan baik program infrastruktur maupun pelayanan medis.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang, dr Husnul Muarif mengungkapkan, capaian kesehehatan ada 12 Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang masih harus dikuatkan terutama dibidang SPM 1 untuk penyakit menular TBC dan HIV. Kedua adalah pelayanan untuk bayi baru lahir.
“Yang lainnya sudah memenuhi SPM di atas 90 persen. Tinggal bayi baru lahir 70 persen, tinggal itu yang kita kuatkan. Kalo penyakit menular TBC sekitar 55 persen,” seru dr Husnul Muarif ditemui selepas RKPD Musrenbang 2023.
Sementara, untuk sarana dan prasarana seperti rehabilitasi berupa fisik diantaranya Puskesmas, gudang Puskesmas, dan rumah dinas. Termasuk di Puskesmas Pembantu (Pustu) di Buring, dan Kota Lama sekitar tahun 2018-2021.
“Semua Pustu sudah semua direhab, paling baru di Pustu Genting dan Bandungrejosari,” beber pria yang pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Kota Malang ini.
Selanjutnya untuk jaminan kesehatan, Kota Malang sudah mencapai Universal Health Coverage (UHC) yaitu 98,67 persen per Desember 2021 masyarakatnya telah terlindungi. Sejauh UHC di Kota Malang sudah di tahun ketiga.
Lain halnya fasilitas kesehatan (Faskes) di Kota Malang sudah cukup memadai. Karena Kota Malang memiliki 26 rumah sakit, 91 klinik, 1.500 dokter praktek swasta, bidan hampir 700 sama dengan perawat.
“Tenaga medis secara rasio cukup, karena penduduk Kota Malang 900 ribu. Perbandingan antara tenaga medis dan layanan masyarakat cukup satu banding 5.000,” bebernya.
dr Husnul mengungkapkan, tantangan di 2022 hingga 2023 tetap kembali kepada pola hidup masyarakat. Karena meskipun sarapan prasarana memadai tidak didukung oleh kesadaran masyarakat, penyakit mudah menyerang.
“Kita bisa memaksimalkan kesadaran masyarakat hidup bersih dan sehat intinya disitu. Sarana kesehatan Puskesmas klinik rumah sakit itu untuk konsultasi layanan kesehatan bukan penyakit,” ungkapnya.
Selain infrastruktur, Dinkes Kota Malang terus mempercepat capaian vaksinasi. Capaian vaksinasi booster tergantung pada droping vaksin dari pemerintah pusat melalui Dinkes Jawa Timur.
Per 26 Maret 2022 capaian vaksinasi booster menyentuh 20 persen. Sedangkan untuk capaian vaksinasi Lansia tinggal menyentuh 0,06 persen. Sehingga kemungkinan bulan depan Kota Malang bisa masuk pada PPKM Level II.
“Kalau tidak keliru ya butuh sekitar 150 Lansia supaya mencapai 70 persen. Sudah kita kordinasikan dengan Polresta dan seterusnya. Nanti di dosis kedua juga 70, saat ini lansia dosis kedua baru diangka 67 persen. Itu yang kita kejar,” jelasnya.
Ia mengaku, masyarakat saat ini sudah sadar betapa pentingnya vaksinasi. Dilihat dari antusias dan ketersediaan vaksin di masing-masing gerai vaksin maupun di rumah sakit dan Puskesmas yang cepat disalurkan.
“Terakhir Kumat kemarin dari pemerintah provinsi kita didroping vaksin sebanyak 5.000 dosis,” ujarnya. (jaz/mzm)
Baca juga:
- Ribuan Jemaah Haji Indonesia Bergerak ke Arafah, Siap Wukuf Besok!
- Perairan Masalembu Terindikasi Jadi Jalur Operasi Penyelundupan oleh Sindikat Narkoba Internasional
- Diduga Peras Kades, Oknum LSM dan PNS Terjaring OTT Polisi
- Puasa Arafah: Sehari Menggugurkan Dosa Dua Tahun
- Pertamina Salurkan 1,5 Juta Tabung LPG di Jawa Timur Jelang Iduladha