Begini Rekayasa Penanganan Banjir di Daerah Soekarno Hatta-Kedawung

Ilustrasi genangan air akibat hujan deras di Kota Malang. (jaz) - Begini Rekayasa Penanganan Banjir di Daerah Soekarno Hatta-Kedawung
Ilustrasi genangan air akibat hujan deras di Kota Malang. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Musim penghujan membuat aliran air memenuhi ruas-ruas jalan, tidak jarang membuat luapan genangan tinggi. Selain karena faktor sampah atau sedimen, curah hujan tinggi membuat selokan tidak mampu menampung air hujan. Pemkot Malang memiliki masterplan penanganan banjir.

Walikota Malang, Drs H Sutiaji mengungkapkan, dirinya sudah meminta dinas terkait untuk berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dalam penanganan banjir. Baik sudetan atau saluran drainase yang berada di sekitar Jalan Soekarno Hatta untuk diarahkan ke Sungai Brantas yang masuk wilayahnya provinsi.

Bacaan Lainnya

“Itu nanti bisa mengurangi, mulai Soekarno Hatta terus Tulusrejo, Lowokwaru, sampai Kedawung,” seru Sutiaji, Senin (15/11/2021).

Sutiaji menjelaskan penanganan banjir yang sering melanda beberapa titik. (jaz) - Begini Rekayasa Penanganan Banjir di Daerah Soekarno Hatta-Kedawung
Sutiaji menjelaskan penanganan banjir yang sering melanda beberapa titik. (jaz)

Menurutnya, seringnya terjadi banjir di daerah Kedawung, karena aliran dari atas (barat) mengalirnya ke timur semua. Terlebih, memang dataran tersebut masuk dalam kategori rendah. Pemkot Malang mengusulkan untuk membelokkan arah aliran air dari Ringin Asri sampai ke Brantas.

“DED-nya sudah ada, kurang lebih kemarin menghabiskan dana senialai Rp128 miliar, tetapi itu dari provinsi,” jelas penyuka makanan pedas ini.

Dikatakannya, dinas terkait telah berkoordinasi dengan BBWS secara intens, bisa jadi mendapat dukungan dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Sehingga, pengerjaan akan lebih cepat dan maksimal dalam penanganan banjir.

Sementara, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Rumah Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) Kota Malang, Diah Ayu Kusuma Dewi menjelaskan, banjir di Kota Malang disebabkan karena masih banyaknya saluran irigasi sebagai wadah untuk menampung air.

Berbanding sebaliknya dengan saluran drainase yang seharusnya menjadi jalur air menuju ke arah sungai. Harusnya dibedakan antara datangnya air, dipakai untuk saluran irigasi atau drainase.

“Kita harus lihat air datangnya dari mana. Karena saat ini masih banyak pakai saluran irigasi yang dari hulu ke hilir dan membawa ke sawah. Berbeda dengan drainase yang akhirnya nanti ke sungai,” ujar Diah.

Pihaknya menuturkan, rencana di 2022 mendatang, DPUPRPKP akan membuat masterplan drainase yang berfungsi untuk mengatasi banjir dan genangan air di Kota Malang.

Cara tersebut dilakukan melalui hasil survei primer dengan cara melakukan perencanaan secara menyeluruh. Sehingga diharapkan dapat mengetahui saluran air yang selama ini menampung air hujan di Kota Malang. Apakah itu melalui saluran drainase, atau pun melalui saluran irigasi.

“Kalau masih pakai saluran irigasi, jadi terpaksa kami harus membuat saluran drainase baru. Itu yang harus kami lakukan, agar dapat mengantisipasi adanya banjir di Kota Malang,” bebernya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait