Malang, SERU.co.id – Selain orang yang mempunyai komorbid, ibu hamil juga rentan terpapar covid-19. Dinas Kesehatan Kota Malang sudah memetakan daerah sebaran ibu hamil melalui Puskesmas Wilayah.
Puksesmas, dokter atau bidan wilayah yang berada di bawah lebih mengetahui secara langsung kondisi ibu hamil. Sehingga segala kemungkinan risiko bisa diatasi dengan tepat dan cepat.
“Kita sudah per wilayah memetakan kriteria-kriteria ibu hamil. Satu ibu hamil normal, kedua ibu hamil dengan risiko. Dan risiko dibagi lagi ringan sedang berat,” seru Kadinkes Kota Malang, dr Husnul Muarif, ditemui di Balaikota Malang.
Menurutnya, penentuan kategori risiko tersebut sudah ada parameternya. Kalau masuk ringan akan masuk rujukan mana, selama proses itu akan tetap dipantau. Sehingga jangan sampai ada pertambahan risiko ringan naik ke sedang.
“Nanti yang risiko sedang kita usahakan bisa menjadi ringan. Seperti hipertensi dalam kehamilan itu masuk di risiko sedang. Itu yang kita antisipasi,” terang dr Husnul.

Sejauh ini di Kota Malang total 27 ibu hamil meninggal sepanjang pandemi akibat covid-19. Dinkes Kota Malang berkomitmen untuk mencegah pertambahan ibu hamil yang tidak tertolong.
“Tidak ada pertambahan lagi, diharapkan dan kami usahakan tidak ada ibu hamil yang meninggal karena covid-19,” bebernya.
Upaya yang dilakukan, di antaranya sudah melakukan vaksinasi ibu hamil di masing-masing wilayah. Dan bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya, RSSA, dan residen. Yaitu mereka yang ahli di dalam kebidanan nanti ada di masing-masing faskes transfer knowladge.
“Terutama nanti mendeteksi gejala-gejala awal covid-19 dari ibu hamil,” ungkap dokter yang pernah menjabat sebagai Direktur RSUD Kota Malang ini.
Selebihnya, dr Husnul mengaku, jika masalah-masalah bisa diatasi puskesmas wilayah cukup baik. Kalaupun memang dibutuhkan rujukan, sudah menyiapkan Rumah Sakit Dr Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.
Selain komorbid, ada juga yang menyebabkan risiko tinggi pada ibu hamil, yaitu hipertensi. Namun untuk terpapar covid-19 semua mempunyai risiko yang sama.
“Sekalipun tidak punya komorbid, tapi yang punya komorbid tentu lebih tinggi,” pungkasnya. (jaz/rhd)
Baca juga:
- SPPG Tlogowaru Kota Malang Pekerjakan Masyarakat Lokal Sukseskan Program MBG, Sasar 4.800 Pelajar
- Rumah Dinas Sekda Situbondo dibobol Maling Saat Ditinggal Ibadah Haji
- Selama Libur Panjang Gunung Bromo Dibanjiri 11.735 Wisatawan Lokal dan Mancanegara
- Alfamart Gandeng Puskesmas Ardimulyo Layani Posyandu ILP dan Edukasi Balita hingga Lansia
- Wali Kota Batu Terima Audiensi Jajaran Redaksi Memo X Group di Ruang Kerja