Dibalik Bendera Raksasa Malang, Begini Kendala Penjahit

Penjahit bendera merah putih, Rio Zhanuar, menjahit dari pagi hingga malam. (ist) - Dibalik Bendera Raksasa Malang, Begini Kendala Penjahit
Penjahit bendera merah putih, Rio Zhanuar, menjahit dari pagi hingga malam. (ist)

Malang, SERU.co.id – Dibalik suksesnya pengibaran bendera raksasa memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia di Lowokwaru. Ada cerita menarik dari penjahit bendera raksasa merah putih yang berukuran 30×21 meter.

Penjahit bendera merah putih, Rio Zhanuar mengatakan, kesulitan yang dihadapi bermacam-macam. Karena selain ukuran bendera tidak seperti biasa, ditambah proses pengerjaan dilakukan di malam hari dengan penerangan seadanya.

Bacaan Lainnya

“Luar biasa, malam itu jarumnya patah-patah, karena saat itu gelap,” seru Rio Zhanuar ditemui disela pengibaran di Lapangan Kelurahan Tunggul Wulung, Selasa (17/8/2021).

Menurut Rio, sapaan akrabnya, bendera ukuran jumbo itu awalnya terpisah merah sendiri, putih sendiri. Sehingga dijahit menjadi satu menjadi merah putih. Kondisinya ada beberapa bagian bendera merah dan putih yang robek.

“Kita jahit, tadi dan kemarin lembur sampai malam agar selesai hari ini, atau di detik-detik proklamasi. Biar bendera raksasa bisa berkibar bersama anak-anak Sekolah Sepak Bola (SSB),” ungkapnya.

Proses pembentangan bendera oleh puluhan orang dan anak-anak. (jaz) - Dibalik Bendera Raksasa Malang, Begini Kendala Penjahit
Proses pembentangan bendera oleh puluhan orang dan anak-anak. (jaz)

Lebih lanjut, selain waktu yang mepet, ada keterbatasan lebar bendera sehingga menyulitkan pengerjaan. Ditambah bendera ukuran 30×21 meter tersebut sudah berusia 5 tahun.

“Kita bukan penjahit, yang penting maknanya merah putih tidak berubah,” terang Ketua Forum Komunikasi Pemuda Pancasila Indonesia (FKPPI) Kec. Lowokwaru.

Senada, Ketua Karangtaruna Tunggulwulung, Samsul Utomo mengatakan, ketika menjahit sempat putus-putus, tetapi tidak menyurutkan semangat. Mereka berupaya bagaimana tanggal 17 Agustus pagi, bendera harus terselesaikan. Alhamdulillah berkat semangat dan anugerah Tuhan YME, terselesaikan dan berkibar walaupun dengan keterbatasan.

“Memang kita batasi pesertanya, karena pandemi kita tidak boleh banyak orang,” terang Samsul Utomo.

Terkait dana, pihaknya mengaku pengibaran bendera besar ini bukan karena rupiah. Dana merupakan nomor kesekian, yang pertama berangkat dari semangat para pemuda.

“Karena semangat kepahlawanan pemuda-pemuda yang ada di Indonesia, khususnya Kecamatan Lowokwaru,” pungkasnya kepada SERU.co.id. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait