Batu, SERU.co.id – Larangan mudik pada lebaran 2021, membuat satuan gabungan Pemkot dan Polres Kota Batu menyiapkan empat pos pantau. Dilengkapi 500 personel gabungan sebagai bentuk antisipasi menghadapi masyarakat yang nekat mudik.
Hal ini ditegaskan oleh Walikota Batu Dewanti Rumpoko, pasca menggelar apel larangan mudik di halaman Balaikota Among Tani, Senin (26/4/2021).
“Jadi sesuai dengan instruksi Polda Jatim untuk tidak melakukan mudik. Letaknya di Desa Giripurno, Desa Pendem, Alun-alun Kota Batu, dan Kelurahan Songgokerto,” tutur wanita yang akrab disapa Bude tersebut.
Bude juga menegaskan, aturan ini juga berlaku pada ASN Kota Batu untuk tidak mudik dalam event besar ini. Meskipun tidak ada kewajiban melakukan shareloc seperti di Pemkot Malang, Bude akan melakukan pemanggilan sewaktu-waktu untuk melihat apakah masih respon. Sehingga jika ada ASN yang nekat mudik, maka Pemkot Batu akan memberikan sanksi penundaan kenaikan jabatan.
Disinggung terkait pemudik yang telah lolos dan memaksakan kehendaknya, Bude mengaku Pemkot akan segera melakukan tracing dan proses karantina.
“Nanti mereka juga akan dilakukan rapid antigen. Untuk mengetahui apakah pemudik tersebut tengah terpapar virus covid-19 atau tidak,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Batu AKBP Catur C Wibowo mengatakan, secara teknis tidak ada penyekatan di Kota Batu. Mengingat cakupan wilayah aglomerasinya cukup luas. Ia menekankan penyekatan ini hanya terjadi di kawasan Kediri saja.
“Wilayah Aglomerasinya yakni Malang Raya, Probolinggo, dan Pasuruan. Jadi untuk kendaraan di kawasan itu masih bebas untuk melakukan mobilitas,” paparnya.
Ia juga berharap, pemantauan secara ketat akan dimulai H-7 lebaran dan H+7 lebaran. Hingga pertengahan bulan suci Ramadan ini, masih belum terjadi peningkatan volume kendaraan. Baik yang keluar maupun yang masuk.
“Belum ada mobilitas yang menonjol sampai saat ini. Juga belum terjadi kemacetan di beberapa jalur protokol,” terangnya.
Terpisah, Kadinkes Kota Batu, Kartika Trisulandari, akan mempersiapkan tiga tenaga kesehatan untuk setiap pos pantau.
“Untuk rapid antigen kemungkinan akan kami siapkan 15 unit per harinya. Ini masih bersifat fleksibel, karena belum ada rapat untuk pembahasan teknis,” pungkasnya. (ws2/rhd)