Kirab Opak dan Bersih Dusun Bendungan, Canangkan Kebangkitan Budaya Lokal dari Situs Wurandungan

Kirab Opak dan Bersih Dusun Bendungan, Canangkan Kebangkitan Budaya Lokal dari Situs Wurandungan
KERETA KENCANA: Kegiatan Bersih Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (ist)

Malang, SERU.co.id – Lestarikan kebudayaan turun temurun, warga Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang rutin gelar Bersih Dusun dengan berbagai rentetan acara yang memukau dan sakral, Minggu (10/8/2025) siang.

Kepala Dusun Bendungan, Rudi Harianto menerangkan, ini adalah kegiatan tahunan yang selalu rutin dilakukan di dusunnya. Selain merawat kebudayaan ataupun tradisi yang sudah dilaksanakan sejak turun temurun tersebut, kegiatan ini dilakukan guna menunjukkan rasa syukur kepada sang pencipta dan mendoakan para leluhur.

Bacaan Lainnya

“Yang jelas untuk pertama kali itu kirim doa ke leluhur, perangkat-perangkat yang sudah almarhum, perangkat desa, kamituwo. Itu kirim doa, kemudian selamatan atau kenduri di pendopo Punden Wurandungan setelah itu Kirab Opak,” seru Rudi, saat dikonfirmasi oleh SERU.co.id, Senin (11/8/2025).

Sarasehan oleh warga bersama tokoh adat, budayawan dan seniman lokal bertempat di pendopo Punden Buyut Wader Dusun Bendungan. (ist)
Sarasehan oleh warga bersama tokoh adat, budayawan dan seniman lokal bertempat di pendopo Punden Buyut Wader Dusun Bendungan. (ist)

Rudi menerangkan, kegiatan Bersih Dusun tahun ini mengalami sedikit perbedaan dengan perayaan di tahun-tahun sebelumnya. Dimana di tahun sebelumnya, mereka akan mengawali runtutan kegiatan dengan Kirab Opak atau sebutan untuk aneka ragam buah, lauk pauk dan sebagainya yang diarak ke seluruh dusun dilakukan setelah kegiatan kenduri.

“Kalau tahun sebelumnya kirab dulu baru selamatan kenduri. Nah kalau yang sekarang, dimulai dari candi dulu di situs itu di punden, pagi kenduri dulu baru kirab opak. Kalau dulu kirab opak terus kenduri, kalau sekarang nggak, umbul dungo, kerja bakti di candi, habis itu kenduri satu dusun, semua warga dusun di punden baru kirab opak,” terangnya.

Sebelumnya, pada 3 Agustus 2025 lalu digelar sarasehan oleh warga bersama tokoh adat, budayawan dan seniman lokal bertempat di pendopo Punden Buyut Wader Dusun Bendungan. Kegiatan ini digagas sebagai bentuk penghormatan budaya lokal sekaligus pelestarian budaya bangsa.

Hal ini memunculkan gagasan untuk mengumpulkan lebih dari seratus komunitas budaya di Jawa Timur untuk memperingati Hari Kebudayaan yang rencananya dipusatkan di Situs Wurandungan pada Oktober nanti.

Rudi Hariyanto, Kepala Dusun Bendungan sekaligus penggagas kegiatan menyampaikan, pentingnya pelestarian budaya sebagai identitas masyarakat.

“Situs Wurandungan adalah akar sejarah dan warisan budaya yang harus tetap dijaga. Saya berkeyakinan situs ini menyimpan nilai luhur dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kita dan generasi mendatang,” tandasnya.

Ditambahkannya, bahwa momen Hari Kebudayaan Nasional adalah tonggak kebangkitan budaya lokal.

baca juga: Bakdan Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Gunung Merapi

Sementara itu, dukungan datang dari berbagai pihak diantaranya, PPBI Bekti Luhur, Sekolah Budaya Tunggul Wulung, LP2BN, Padepokan Sekar Jagad, Mercu Wenang, Sanggar Among Jitun, JMAI Malang Raya, IWOI, Tosan Aji, dll.

Dukungan juga datang dari Universitas Tribhuana Tunggadewi (Unitri) Malang, dimana dari Omah Wayang Unitri akan menampilkan lakon Semar Mbangun Kayangan di momen Hari Kebudayaan Nasional akan datang.

“Kami sangat berharap agar acara di momen Hari Kebudayaan Nasional nanti berjalan lancar tanpa kendala. Karena ini juga bisa disebut sebagai salah satu tonggak kebangkitan lokal dan Nusantara,” pungkas Rudi Harianto. (wul/mzm)

disclaimer

Pos terkait