Petani Ogah Garam Rakyat Dibeli Suplier

HASIL PANEN: Sejumlah petani garam saat melihat hasil panennya, baru-baru ini. (Memo X/adi)

Pamekasan Seru.co.id – Murahnya harga garam rakyat di Pamekasan membuat petani uring-uringan. Betapa tidak, harga yang biasanya Rp 500 ribu per ton turun menjadi Rp 350 ribu per ton. Kondisi itu membuat petani ogah garamnya dibeli suplier.

Petani menginginkan hasil jeri payahnya dibeli langsung oleh PT Garam. Pasalnya, informasi yang diterima sejumlah petani pabrik-pabrik besar di Jawa Timur membeli garam rakyat ke PT Garam.

Syaiful Anam, petani garam asal Desa Lembung, Galis mengatakan sejauh ini garam rakyat masih melalui suplier atau koperasi sebelum dijual ke PT Garam. Cara itu dinilai menjadi salah satu peyebab anjloknya harga garam. “Kami inginnya PT Garam sendiri yang beli garam rakyat. Seperti garam di Branta. Pabrik di Palembang langsung beli ke petani garam,” ujar Anam kepada Media.

Saat ini harga garam dibawah standart Rp 500 ribu per ton. Padahal, harga sekarang yang berkisar Rp 350 ribu per ton belum dipotong pekerja dan lain-lain.

“Bersihnya kami tidak sampai Rp 300 ribu. Hanya Rp 260-290 bersih. Tergantung garamnya. Pamekasan beda pembelian dengan Sampang. Sampang pembelian bisa per karung, disini per ton,” ujarnya.

Dari tahun ke tahun harga garam rakyat Pamekasan mengalami penurunan. Dulu, per ton garam rakyat paling sedikit harga Rp 3 juta per ton. Kemudian turun menjadi Rp 1.200 juta, turun lagi menjadi Rp 1 juta. “Turun lagi menjadi Rp 960 dan sekarang Rp 350 per ton. Apakah karena impor masuk apa saya kurang faham,” paparnya.

Kondisi Covid-19 semakin menambah petani garam terpuruk. Sebab, harga garam milik petani belum terangkat ke harga nyaman Rp 500 per ton. “Masak harga ini tidak bisa diangkat,” paparnya.

Sementara itu Humas PT Garam (Persero) Miftah belum memberikan keterangan resmi terkait persoalan tersebut. Hingga berita ini ditulis, Miftah sedang dalam perjalanan. “Maaf saya masih nyetir mas,” ucapnya. (adi/ono)

Pos terkait