Malang, SERU.co.id – Sekelompok emak-emak di Kelurahan Sukun yang tergabung dalam Kelompok Mandiri Perempuan (KMP) Anugerah Adiyatma bergerak untuk peduli lingkungan. Langkah itu diawali dengan belajar mengolah sampah menjadi ecoenzim dan sabun ramah lingkungan.
Ketua KMP Anugerah Adiyatma, Chusnul Chotimah mengungkapkan, kegiatan pelatihan pengolahan sampah difasilitasi oleh Ruang Mitra Perempuan (RUMPUN) Indonesia. RUMPUN merupakan organisasi yang bergerak di bidang pemberdayaan perempuan dan lingkungan.
“Mereka menyambut kegiatan ini dengan antusias. Para emak-emak yang merupakan ibu rumah tangga merasa terbantu, karena bisa belajar mengelola sampah dengan cara produktif dan bernilai ekonomi,” seru Chusnul, di Omah Rembug RW 6 Kelurahan Sukun, Minggu (20/7/2025).
Chusnul menjelaskan, pembuatan ecoenzim dan sabun ramah lingkungan berpeluang untuk mewujudkan usaha rumahan. Tidak hanya bernilai ekonomis, tapi juga berdampak bagi lingkungan dan masyarakat sekitar.
“Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pemberdayaan perempuan bisa berjalan seiring dengan upaya pelestarian lingkungan. Dimulai dari skala rumah tangga, kita bisa menciptakan dampak sosial yang lebih luas,” jelasnya.
Direktur RUMPUN, Nila Wardani menuturkan, krisis iklim semakin mengkhawatirkan ditambah persoalan sampah. Dalam hal ini, perempuan memiliki peran penting dalam menjaga lingkungan.
“Perempuan memiliki potensi besar menjadi agen perubahan. Ini bisa dimulai dari pengelolaan sampah rumah tangga hingga menciptakan produk bernilai ekonomis,” ungkapnya.
Nila menerangkan, pelatihan dipandu dua pemateri, pegiat lingkungan sekaligus pendiri Rumah Edukasi Creative dan fasilitator lapangan RUMPUN, Redy Saputro. Sedangkan pemateri kedua dari wirausaha muda selaku pemilik Dapur Dchrizz Malang, Diana Christie.
“Dalam pelatihan rutin bulanan tersebut, para peserta memanfaatkan limbah rumah tangga, seperti kulit buah untuk diolah menjadi cairan ecoenzim. Kemudian dikembangkan menjadi sebuah produk sabun yang ramah lingkungan,” bebernya.
Dalam kegiatan ini, para emak-emak tidak hanya praktik membuat produk ramah lingkungan dan bernilai ekonomis. Tapi juga diisi dengan diskusi mengenai manfaat kebersihan, dampak lingkungan dan potensi ekonomi dari produk olahan tersebut.
Fasilitator pelatihan, Redy Saputro mengatakan, selama ini limbah seperti kulit buah sering diabaikan, bahkan dibuang begitu saja. Padahal terdapat kandungan zat alami yang baik dan bisa dimanfaatkan sebagai bentuk penanggulangan sampah organik.
“Ecoenzim adalah cairan serbaguna yang dibuat melalui proses fermentasi sampah organik dapur, seperti sisa buah, sayuran, gula dan air. Manfaatnya bermacam-macam, bisa diolah menjadi pupuk organik, sabun antiseptik yang ramah lingkungan, hingga cairan pembersih,” terangnya.
Pria kelahiran Bondowoso itu berharap, semakin banyak emak-emak yang peduli lingkungan. Aksi nyata bisa dimulai dari hal-hal kecil, termasuk mengolah limbah dari dapur di rumah masing-masing. (bas/mzm)