Malang, SERU.co.id – Perumda Tunas berusaha bangkit untuk menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) lebih besar, salah satunya lewat proyek program Makan Bergizi Gratis (MBG). Bertindak sebagai pemasok bahan baku, pihaknya membidik potensi pendapatan dari kerja sama dengan SPPG di Malang Raya.
Direktur Utama Perusahaan Milik Daerah Tugu Aneka Usaha (Perumda Tunas), Dodot Tri Widodo mengungkapkan, kini pihaknya bekerjasama dengan enam SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi). Tidak hanya di Kota Malang, namun juga merambah kerja sama dengan SPPG di Kabupaten Malang.
“Kami ikut berpatisipasi menyuplai bahan baku MBG ke sejumlah SPPG. Meski untungnya tidak banyak tapi potensinya besar, mengingat ada upaya pendirian 50 dapur SPPG se-Malang Raya,” seru Dodot, saat ditemui wartawan Seru.co.id di ruang kerjanya, Sabtu (5/7/2025).
Dodot mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan enam SPPG di Malang Raya. Rinciannya, SPPG Bahrul Maghfiroh dan SPPG PCNU di Kota Malang. Sedangkan di Kabupaten Malang, meliputi SPPG Ponpes An-Nur, SPPG Bululawang, SPPG Poncokusumo, SPPG Singosari dan SPPG Jabung.
“Untuk saat ini, omset dari program MBG ini Rp1 miliar per bulan. Harapan kami semakin bertambah, karena bisnis komoditas penjualannya harus banyak untuk mendapatkan keuntungan besar,” ungkapnya.
Dodot menerangkan, Perumda Tunas setiap hari menyuplai 280 kg beras di setiap SPPG, kecuali SPPG Ponpes An-Nur. Sedangkan untuk komoditas daging ayam dan telur hanya dipasok di dua SPPG, hanya disalurkan di hari tertentu sesuai jadwal menu MBG.
“Pasokan daging ayam dalam sehari sebanyak 300 kilogram, total 600 kilogram per minggu di setiap SPPG. Kebetulan kami punya RPA, jadi bisa membantu pasokan,” terangnya.
Selain itu, Perumda Tunas juga menyuplai bahan baku telur dua kali seminggu. Sekali pasok sebanyak 200 kilogram telur, totalnya 400 kilogram per minggu di setiap SPPG.
“Kalau SPPG di Kabupaten Malang, kami tidak memasok telur. Biasanya mereka memasok dari daerahnya sendiri, karena banyak peternak ayam petelur,” jelasnya.
Alumni Fakultas Ekonomi UB itu menjelaskan, meski pasokan belum terlalu banyak namun harus tetap ditekuni. Proyek MBG menjadi salah satu konsentrasi Perumda Tunas disamping unit usaha lainnya, seperti Rumah Potong Hewan, Rumah Potong Ayam dan lain-lain.
“Kalau penjualan tinggi, bisnisnya dapat. Makanya, kami berencana mengumpulkan mereka semua (pengelola SPPG) untuk memberikan penawaran, karena kami sudah punya sertifikasi halal dan lainnya,” tuturnya.
Terakhir, pria asal Kabupaten Nganjuk itu menekankan, pihaknya bersama SPPG berupaya meningkatkan kepercayaan publik dengan pasokan bahan berkualitas. Pasalnya, di berbagai daerah banyak orang memiliki trust issue setelah terjadinya peristiwa keracunan dari program MBG.
“Kami harus memastikan keamanan bahan pangan untuk dikonsumsi. Kesegaran daging harus dipastikan, jangan sampai membiru seperti yang menyebabkan keracunan itu. Penyimpanan juga harus dipastikan cold storagenya,” pungkasnya. (bas/ono)