Kaki Palsu Solusi Rehabilitasi Medis Amputasi Diabetes dan Kecelakaan

Kaki Palsu Solusi Rehabilitasi Medis Amputasi Diabetes dan Kecelakaan
Fajar Bagus Setyawan menyetel salah satu kaki palsu, dan beberapa produk rehab medis lainnya. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Kehilangan bagian tubuh akibat kecelakaan, diabetes, kelainan anatomi tubuh maupun cacat merupakan hal yang sulit diterima seseorang. Bahkan cenderung mengalami depresi lantaran menganggap tak sempurna dan tak bisa melakukan aktivitas normal. Dalam dunia Ortotik Prostetik, kehilangan anggota tubuh merupakan hal biasa, karena ada solusi pembuatan kaki palsu, tangan palsu dan rehabilitasi medis lainnya.

Owner CV Andrew Setyawan, Fajar Bagus Setyawan STr OP mengatakan, kasus seseorang kehilangan anggota tubuh itu karena beberapa faktor. Sebagian besar (70-80 persen) pasien yang dirujuk ke perusahaannya untuk dibuatkan kaki palsu dan tangan palsu, karena diabetes dan harus diamputasi. Sisanya karena kecelakaan atau cacat sejak lahir.

Bacaan Lainnya

“Pastinya, kebanyakan orang yang kehilangan anggota tubuh mengalami depresi dan putus asa, butuh dukungan dari keluarga. Meski pihak rumah sakit dan dokter sudah memberikan motivasi, alasan dan lainnya, agar pasien mau diamputasi demi keselamatan jiwanya. Tapi ketika kami sudah mulai mengukur, ketakutan dan minder itu kadang muncul kembali,” seru Bagus, sapaan Alumni Poltekkes Surakarta tahun 2016 jurusan Ortotik Prostetik ini.

Beragam item rehab medis produk CV Andrew Setyawan. (rhd)
Beragam item rehab medis produk CV Andrew Setyawan. (rhd)

Disebutkannya, perusahaan yang didirikan pada tahun 2020 ini, menerima beragam pesanan berdasarkan rujukan dokter rehab medis melalui rumah sakit yang telah bekerjasama. Mulai pembuatan kaki palsu, tangan palsu, alat bantu scoliosis, alat bantu tumbuh kembang dan lainnya.

“Ada ratusan item, kebanyakan kustom kaki palsu menyesuaikan ukuran kebutuhan pasien. Setiap pasien itu memiliki kebutuhan dan ukuran yang berbeda-beda. Misalnya kaki palsu, berapa ketinggian dan lebar penopangnya setelah diamputasi,” kata pengusaha yang memiliki tagline filosofi usaha ‘Keterbatasan bukan alasan untuk berhenti melangkah.’

baca juga: Kisah Inspiratif Arif Setyo Budi, Disabilitas Satu Kaki dari Malang jadi Multitalenta Internasional

Usai menerima rujukan dari rumah sakit, timnya mendatangi pasien untuk melakukan pengukuran, pengepasan dan pemasangan. Namun ada juga pasien yang datang langsung ke kantor, selain memudahkan pengukuran dan pemasangan, serta pelayanan ortotik prostetik. Seperti melatih pasien berjalan usai menggunakan kali palsu, atau pelayanan pemasangan alat scoliosis pada bagian tubuh pasien yang tertutup.

Bagus mengukur dan membuat pola bahan kaki palsu pesanan pasien. (rhd)
Bagus mengukur dan membuat pola bahan kaki palsu pesanan pasien. (rhd)

“Alhamdulillah, kami memiliki workshop dan kantor sendiri di Malang sebagai pusat. Dan kantor lainnya yang tersebar di Jakarta, Klaten, Serang, Surabaya dan Lumajang,” ucap Bagus, ditemui SERU.co.id di kantor pusat yang berada di kawasan Buring, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.

Khusus pasien karena diabetes, pihaknya menggunakan bahan yang sangat aman dan tidak menyebabkan pasien terluka. Karena pasien diabetes jika mengalami luka akan beresiko lama dalam penyembuhannya. Sehingga perlakuan untuk pasien diabetes itu harus ekstra hati-hati, dengan bahan tambahan lebih aman dan nyaman.

“Terkait bahan yang digunakan, kami sudah menggunakan bahan standar yang telah diatur dalam UU Kesehatan. Meski secara garis besar standar bahannya sama, kami tetap memperhatikan faktor lain, agar tidak beresiko pada organ bagian tubuh lainnya. Seperti saraf, iritasi kulit, tulang dan lainnya,” terang pria kelahiran Klaten, 3 Agustus 1992, yang tergabung dalam organisasi IOPI (Ikatan Ortotik Prostetik Indonesia).

Terkait waktu pengerjaan, Bagus menyebutkan, estimasi tergantung barang kebutuhan pasien. Misal korset hanya butuh waktu 1-2 hari, kaki atau tangan palsu sekitar 1-2 minggu, sepatu koreksi sekitar 2-4 minggu dan lainnya.

“Kalau barang kustom seperti kaki palsu sekitar.1-2 minggu, tergantung tingkat kesulitannya. Kalau sepatu koreksi butuh 2-4 minggu, karena bagian tertentu harus dibuat tukang sepatu khusus yang paham Ortotik Prostetik. Mengenai harga juga beragam, mulai Rp50 ribuan sampai jutaan,” jelas bapak satu putra ini.

baca juga: Sepuluh Persen ASN Kota Malang Terindikasi Diabetes, Pemkot Gelar Sosialisasi Kesehatan

Disinggung tentang harga barang kebutuhan pasien yang relatif mahal hingga mencapai jutaan, pihaknya memberikan kemudahan tergantung kondisi pasien. Seperti potongan harga khusus dengan subsidi BPJS Kesehatan. Bahkan CSR perusahaan bagi masyarakat yang benar-benar tak mampu.

“Seperti kaki palsu ini, subsidi BPJS Kesehatan itu Rp2,750 juta, sementara sisanya kami sampaikan untuk ditanggung pasien. Namun ada beberapa yang akhirnya kami bebaskan, karena memang dari keluarga yang benar-benar tak mampu secara ekonomi. Dibuktikan dengan surat keterangan tak mampu dan hasil visit home tim kami,” tandasnya. (rhd)

 

disclaimer

Pos terkait