Malang, SERU.co.id – SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) baru dibangun di Kelurahan Tlogowaru, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Dengan sasaran 4.800 pelajar, seluruh proses pekerjaan akan melibatkan tenaga kerja yang sepenuhnya diserap dari masyarakat sekitar.
Wali Kota Malang Wahyu Hidayat mengungkapkan, MBG merupakan program pemerintah pusat dan pengadaan SPPG dari BGN (Badan Gizi Nasional). Pendirian SPPG Tlogowaru patut diapresiasi, karena lebih banyak siswa terjangkau program MBG dan membuka kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.
“Tenaga pembangunan 100 persen melibatkan masyarakat dari sini. Kita juga akan melibatkan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan kerja,” seru Wahyu, saat melakukan peninjauan lokasi, Senin (2/6/2025).
Wahyu membeberkan, saat ini kapasitas SPPG Tlogowaru mampu melayani 3.000 pelajar. Namun akan terus didorong, agar saat beroperasi mampu melayani kebutuhan makanan 4.800 pelajar.
“Proses pengerjaannya sudah mencapai 90 persen. Kami cek prosesnya mulai dari pembangunan, kemudian perencanaan dan perizinannya lengkap semua,” ungkapnya.
Wahyu menjelaskan, adanya SPPG Tlogowaru ini menambah jumlah SPPG yang sebelumnya sudah ada di Kota Malang. Tercatat ada tiga SPPG lain, yaitu SPPH Bahrul Maghfiroh, SPPG LP Ma’arif NU dan SPPG Lanal Malang.
“Di bulan Juni minggu kedua, ini akan dicek oleh pemerintah pusat. Bagaimana evaluasinya nanti, Juli akan mulai berjalan,” ujarnya.
Politisi Gerindra itu berharap, BGN tidak hanya mendirikan satu SPPG di Kota Malang. Ke depan, diperlukan lebih banyak lagi mengingat banyaknya jumlah pelajar di Kota Malang.
Project Manager Pembangunan SPPG Tlogowaru, Edy Daniel Tondok mengatakan, telah dilaksanakan evaluasi hitungan radius. Sasaran 4.800 pelajar berada dalam jangkauan radius 2,5 km dari lokasi.
“Untuk lama distribusinya rata-rata paling lama 20 menit. Kemungkinan kurang dari 20 menit, makanan sudah tiba di semua sekolah untuk memenuhi kebutuhan 4.800 pelajar,” urai Daniel, sapaan akrabnya.
Daniel mengaku, telah berkomunikasi dengan Camat Kedungkandang dan Lurah Tlogowaru untuk mempekerjakan masyarakat sekitar. Nantinya, tenaga kerja lokal yang direkrut akan bertugas di semua bagian tugas.
“Sudah kami komunikasikan untuk mempekerjakan tenaga kerja mulai dari memasak, mencuci bahan material dan pendistribusian, itu semua dari masyarakat lokal. Termasuk juga arahan BGN, terkait kebutuhan daging, telur, sayur-sayuran dan lain-lain tetap diprioritaskan pemasoknya dari kelurahan atau kecamatan setempat,” tuturnya.
Evaluasi akan terus dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik, terkait manajemen waktu penyiapan bahah hingga proses memasak. Akan diukur lamanya waktu proses penyiapan sampai pendistribusian untuk menentukan waktu kerja bagi para pekerja.
“Tujuannya, supaya makanan tidak terlalu dingin saat sampai di sekolah. Dan untuk proses pendistribusian itu bisa tepat pada waktunya,” imbuhnya.
Semetara itu, Penanggungjawab Pembangunan SPPG Tlogowaru, Maranatha Wijayaningtyas menuturkan, saat ini masih belum ada pekerjanya. Para calon tenaga kerja masih menjalani proses penjaringan dari kelurahan, dengan kebutuhan jumlah 48 orang.
“Saat ini penjaringan masih berlangsung dari pihak kelurahan. Sementara penyelesaian pembangunan gedung masih terus berlanjut dengan anggaran Rp1,7 miliar,” paparnya.
Maranatha menilai, keberadaan SPPG Tlogowaru akan sangat membantu suksesnya program MBG di Kota Malang. Nantinya, SPPG Tlogowaru akan melayani kebutuhan pelajar TK, SD, SMP hingga SMA/SMK terdekat.
“Untuk sekolah mana saja kami belum tahu. Yang jelas, sebelum beroperasi akan dilakukan pelatihan dapur bagi tenaga kerja dengan satu pendamping dari BGN,” tandasnya. (bas/rhd)