Washington, SERU.co.id – Donald Trump telah diproyeksikan sebagai pemenang pemilihan presiden Amerika Serikat 2024, mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris. Kemenangan ini membawa Trump kembali ke Gedung Putih untuk masa jabatan keduanya. Trump berhasil mengamankan suara elektoral di beberapa negara bagian medan tempur utama, termasuk Pennsylvania, Georgia dan North Carolina.
Berdasarkan hasil perhitungan cepat dari Associated Press (AP) hingga Rabu (6/11/2024) pukul 16.42, Trump memperoleh suara 70.084.378. Trump memperoleh 51,1 persen suara dan mengungguli Kamala Harris yang memperoleh suara sebanyak 64.965.346.
Kemenangan Trump dipertegas dengan kemenangannya di Wisconsin, negara bagian dengan 10 suara elektoral yang sebelumnya berpihak pada Joe Biden di Pilpres 2020. Hasil di Wisconsin melengkapi pencapaian besar Trump setelah merebut kembali negara bagian kunci. Seperti Georgia dan Pennsylvania, yang secara signifikan mempersempit jalan Harris menuju kemenangan.
Dalam pidatonya di hadapan para pendukung, Trump menjanjikan zaman keemasan Amerika yang baru. Ia menyoroti perubahan dukungan dari para pemilih Latin, terutama laki-laki, yang semakin condong ke arahnya sejak 2016. Pada pemilu kali ini, Harris tetap memimpin kuat di kalangan pemilih kulit hitam.
Harris memenangkan negara-negara bagian tradisional Demokrat seperti California dan New York. Namun dominasi Trump di ‘tembok biru’ Demokrat membatasi jalan Harris untuk meraih kemenangan. Selain kemenangan di pilpres, Partai Republik juga diproyeksikan akan menguasai Senat setelah meraih sejumlah kursi yang sebelumnya dikuasai Demokrat.
Mengetahui kemenangan Trump yang semakin dekat, Harris memilih untuk tidak berpidato di Universitas Howard, Washington DC, tempatnya semula dijadwalkan berbicara. Sebagai gantinya, Cedric Richmond, Wakil Ketua Tim Kampanye Harris-Walz, menyampaikan sambutan di hadapan para pendukung Demokrat di lokasi tersebut.
Kemenangan Trump disambut oleh pemimpin-pemimpin dunia. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan siap bekerja sama dengan Trump dengan semangat yang sama seperti periode sebelumnya.
“Hubungan antara Prancis dan AS akan berlandaskan pada keyakinan dan saling menghormati demi perdamaian dan kemakmuran,” seru Presiden Prancis itu di akun X-nya.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menyambut kemenangan ini sebagai kebangkitan terbesar dalam sejarah. Ia menyebutnya sebagai awal baru dalam aliansi antara AS dan Israel.
“Ini adalah kemenangan besar!” ujarnya dalam pernyataan resmi. (aan/ono)