Malang, SERU.co.id – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Timur menggelar ‘Konvoi Molis bersama PLN IUD Jatim di Kota Malang’. Ratusan pengendara motor listrik (molis) ini diberangkatkan dari Kantor PLN UP3 Malang menuju Ombe Kofie Araya, Minggu (8/9/2024). Dengan mengusung tema ‘Ride the Future with PLN, Drive Electric.’
Senior Manager & Manajemen Pelanggan PLN UID Jatim, Martindar Jalu Respati mengatakan, konvoi ini merupakan apresiasi PLN kepada pelanggan dalam Hari Pelanggan Nasional (Harpelnas) 2024.
Sekaligus sosialisasi penggunaan motor listrik dan tertib berlalu lintas bersama Satlantas Polresta Malang Kota.
“Kami inginkan mendekatkan diri kepada pelanggan, mulai pelayanan PLN terkini hingga trend lifestyle saat ini. Yaitu penggunaan kendaraan listrik yang mulai digemari masyarakat untuk transportasi sehari-hari,” seru Jalu, sapaan akrabnya, kepada awak media sebelum pemberangkatan, Minggu (8/9/2024).
Alasan memilih konvoi dilakukan di Kota Malang, lanjut Jalu, lantaran Kota Malang sebagai salah satu kota terbesar kedua di Jawa Timur. Serta antusiasme masyarakat menggunakan motor/mobil listrik cukup tinggi, karena hemat energi sekaligus mengurangi emisi gas bermotor.
“Malang ini kan udaranya masih, sehingga perlu dijaga kelestarian lingkungan dan kebersihan udaranya. Salah satunya penggunaan motor/mobil listrik karena rendah emisi gas buang,” ucapnya.
Disebutkannya, perkembangan kendaraan listrik di Jawa Timur cukup meningkat pesat. Dari bulan Juli 2023 ada sekitar 4000-an, baik kendaraan roda dua (R2) maupun roda empat (R4) yang telah digunakan masyarakat.
“Kemudian pada Maret 2024, ada sekitar 7300-an kendaraan listrik R2 dan R4 di Jatim, jadi peningkatannya cukup pesat. Sehingga kendaraan listrik semakin diterima masyarakat dan menjadi lifestyle masyarakat kota besar. Bahkan sampai akhir tahun ini bisa diprediksi sampai 2-3 kali lipat dari tahun 2023,” bebernya.
Sementara, perkembangan kendaraan listrik selaras dengan kebutuhan listrik pada motor/mobil listrik. Jalu menyebutkan, konsumsi listrik untuk kendaraan listrik di Jawa Timur hingga Agustus 2024 mencapai 15 ribu transaksi. Dengan kapasitas listrik yang digunakan mencapai 321 ribu kWh.
“Peningkatannya cukup fluktuatif seiring bertambahnya bertambahnya kendaraan listrik di masyarakat. Untuk itu, PLN UID Jatim berencana menambah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Dari 115 unit pada 52 titik di Jatim, akan ditambah lagi 100 unit pada 24 titik hingga akhir tahun 2024 ini,” terangnya.
Harapannya, masyarakat pemilik molis lebih mudah melakukan penge-charge-an ketika mobile di manapun. Sebab 1 SPKLU dapat melayani 20 unit kendaraan listrik, sehingga dibutuhkan peran serta stakeholder/pemerintah daerah setempat dalam penyediaan sarana prasarana.
“PLN sendiri juga telah menyediakan produk home charging service, sehingga molis dapat di-charge di rumah tanpa harus pergi ke SPKLU. Secara statistik sekitar 80 persen pemilik kendaraan listrik charge kendaraannya di rumah. Bahkan cukup hemat 70 persen dari BBM, kemudian ketika digunakan jam 22.00-05.00 dapat diskon 30 persen,” tandasnya.

Sementara itu, Manager PLN UP3 Malang, Albert Safaria mengatakan, konvoi molis ini digelar untuk menyebarluaskan informasi terkait kendaraan listrik. Pasalnya di Malang sendiri saat ini perkembangan kendaraan listrik meningkat pesat, lantaran cukup hemat 1 kWh setara Rp2.500.
“Peserta kali ini sekitar 200-an lebih dari komunitas roda dua di Malang Raya, harapannya ekosistem penggunanya semakin berkembang. Di Malang Raya, ada 7 titik SPKLU seperti di kantor PLN UP3, rest area 84A, dan lainnya,” terang Albert.
Menurut Albert, perkembangan kendaraan listrik di Kota Malang cukup tinggi, sejak tahun 2021 hingga pertengahan 2024. Dari data yang ada, 50-an unit per tri wulan meningkat menjadi 70-80 unit per tri wulan.
“Trend saat ini, masyarakat tak hanya membeli kendaraan listrik baru, namun banyak juga yang mengkonversikan kendaraan BBM menjadi kendaraan listrik. Beberapa pemerintah daerah sudah melakukan ini untuk mendukung program kendaraan konversi energi ini,” ungkapnya.
Salah satu pemilik motor listrik, Azis Izzuddin menyampaikan, selama 2 tahun menggunakan molis u-winfly untuk pulang pergi kantor-rumah cukup hemat. Jika sebelumnya dirinya harus merogoh kocek Rp50.000 setiap minggu dengan jarak rumah ke kantor 15 kilometer menggunakan kendaraan BBM. Kali ini, seminggu cukup mengeluarkan uang token listrik sekitar Rp20.000 menggunakan produk home charging service dari PLN.
“Saya mengisi setiap 2-3 hari sekali, dipakai PP rumah-kantor dan singgah beberapa tempat lain. Tapi pernah nge-charge di kantor ketika parameter baterai sudah mendekati 10 persen, karena memang ga boleh sampai habis,” kilas Azis, sapaan akrabnya. (rhd)