Malang, SERU.co.id – Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang gelar pertemuan ‘Nokat Gus Farih mbahas Masa Depan Kota Malang’. Kegiatan tersebut sebagai upaya membangun pendidikan politik dan kesadaran masyarakat jelang Pilkada 2024. Bahkan hasil pertemuan tersebut akan menjadi salah satu masukan untuk visi misi ke depan.
Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Malang, Ahmad Farih Sulaiman MPd mengatakan, ada banyak calon bermunculan menjelang Pilkada 2024 di Kota Malang. Namun semua tokoh-tokohnya masih dari jalur independen.
“Sementara teman-teman dari partai politik belum ada pergerakan. Sehingga kegiatan ini kita lakukan untuk mulai meramaikan sekaligus branding partai. Untuk itu, berbagai pertanyaan seputar masa depan Kota Malang bisa ditanyakan di forum ini,” seru Gus Farih, sapaan akrabnya, Senin (8/4/2024) sore menjelang verbsore menjelang
Lebih lanjut, Ketua GP Ansor Kota Malang ini mengaku, ada keinginan untuk maju pada Pilkada 2024. Namun perlu ikhtiar mendapatkan rekomendasi dari partai politik. Mengingat pendaftaran dibuka bulan Agustus, sehingga masih ada dua hingga tiga bulan untuk kerja politik.
“Sudah ada komunikasi dengan partai dan secara prinsip mempersilakan kadernya untuk bergerak di Pilkada. Acara ‘Nokat’ ini jadi salah satu upaya menampung aspirasi masyarakat untuk kemudian direvitalisasi menjadi visi misi,” bebernya.
Dikatakannya, kegiatan ini akan berkelanjutan setiap bulannya hingga menjelang pendaftaran. Kemudian akan mengundang berbagai elemen masyarakat. Mulai dari wartawan, akademisi, komunitas dan lainnya.
Dalam kegiatan ‘Nokat Gus Farih’ ini, berbagai isu menjadi pembahasan. Mulai dari masalah banjir, pasar, ekonomi, pendidikan hingga masifnya urbanisasi di Kota Malang. Untuk itu, pihaknya menilai perlu sosok yang bisa membawa Kota Malang lebih baik lagi.
Sementara itu, anggota Komisi B DPRD Kota Malang, Arief Wahyudi berharap, kegiatan ini jangan menjadi yang terakhir. Banyak hal perlu didiskusikan dan dikawal.
“Warga Malang itu senang diajak ngobrol dan itu karakter orang Malang. Sehingga kita butuh pemimpin dengan budaya Malangannya. Seperti kasus Kayutangan, padahal kita punya lampu model Malangan,” tegas Arief.
Terakhir, Arief menyampaikan, tatanan Kota Malang sudah tidak karuan. Harapannya PKB memunculkan tokoh atau figur yang dibutuhkan masyarakat. Untuk itu, dirinya meminta melangkah dahulu, jadi tak jadi urusan belakangan. (afi/rhd)