Malang, SERU.co.id – Tak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 berdampak di semua sektor pada semua negara, termasuk Indonesia. Tak hanya usaha dalam skala kecil atau UMKM, namun setingkat pemerintahan pun tak luput. Seperti Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Malang terdampak menurun sekitar 20,78 persen.
“Pandemi Covid-19 memberikan dampak domino pada sektor usaha yang notabene jadi sumber PAD. Contohnya okupansi hotel menurun atau tutup, tentu berpengaruh pada pajak hotel, pajak resto, pajak parkir, pajak hiburan dan lainnya. Sementara Bapenda hanya menerima pajak titipan konsumen, artinya jika menurun pendapatan juga turun. Namun kita harus tetap optimis demi pembangunan Kota Malang,” ungkap Kepala Bapenda Kota Malang, Ade Herawanto, didampingi Kabid Pajak Daerah Bapenda Kota Malang, Dwi Cahyo TY.

Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang yang notabene sebagai tulang punggung PAD pun tetap optimis. Meski sempat ditarget Rp 621 milyar, kemudian diturunkan hingga Rp 272 milyar akibat dampak Covid-19 yang menerpa sektor usaha di Kota Malang. Namun informasinya, diusulkan akan dikoreksi naik seiring memasuki new normal.
Keoptimisan itu memunculkan upaya memaksimalkan sembilan jenis pajak daerah, yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak reklame, pajak air tanah, PBB, pajak BPHTB, pajak hiburan, pajak parkir dan pajak penerangan jalan. Seiring social dan physical distancing, Bapenda memaksimalkan sistem online atau e-tax. Selain menerapkan protokol kesehatan, segala operasional sektor usaha dapat termonitor sekecil apapun transaksinya.
“Begitu ada pembayaran dari konsumen, sistem di kasir akan langsung mengirimkan notifikasi kepada kami. Sehingga potensi kecurangan dapat diminimalisir, sebagaimana himbauan Korsupgah KPK,” imbuh Cahyo, kepada SERU.co.id.
Terkait pengajuan keringanan pajak maupun pelaporan tutup usaha, Bapenda membuka tangan melalui prosedur yang berlaku. “Sebagaimana diatur melalui Perwal, silahkan mengajukan permohonan keringanan kepada Wali Kota Malang melalui OPD yang ditunjuk. Nanti akan kami telaah dan akan didisposisikan oleh Wali Kota. Jika tidak ada pengajuan, ya dianggap mampu membayar sesuai ketentuan,” seru Cahyo.
“Alhamdulillah, teman-teman akhirnya dapat keringanan pajak sekitar 50 persen, setelah PHRI mengajukan sekitar sebulan lalu,” ungkap Azis Sismono, General Manager Whiz Prime Hotel Malang, kepada SERU.co.id.
Menurut Cahyo, masih banyak potensi unggulan di Kota Malang yang bisa digali sebagai sumber PAD. Meski saat ini butuh proses pemulihan agar ekonomi kembali menggeliat. Tentunya dengan melibatkan sinergi semua komponen, khususnya kolaborasi Pentahelix yang mengusung lima elemen A B C G M (Akademisi, Bisnis/Pengusaha, Community/Masyarakat, Government/Pemerintahan dan Media). Seperti semangat Salam Satu Jiwa Arema.
Sementara itu, Wali Kota Malang Sutiaji mengungkapkan, kondisi pasca PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) Malang Raya, perekonomian Kota Malang terlihat mulai membaik. “Ada dua sektor yang survive dan menunjukkan trend positif selama masa covid, yakni sektor e-commerce dan produk makanan segar. Kenaikan (permintaan dan transaksi, red) tidak kurang dari 123 persen,” seru Wali Kota penghobi makanan pedas ini.
Politisi Partai Demokrat ini mengungkapkan keoptimisannya. Menurutnya kondisi ini relatif lebih baik dari asumsi yang diperkirakan di awal pandemi Covid-19, yang menyasar Kota Malang sejak Maret. Khususnya saat memasuki masa adaptif atau new normal bersama Covid-19.
“Saat itu kita perkirakan turun hingga 50 persen. Namun tidak bisa tidak, kita harus terus memutar roda ekonomi dan membangun pola kehidupan baru. Dengan menyelaraskan langkah antara memutus mata rantai covid dengan menggerakkan simpul-simpul ekonomi yang ada di Kota Malang,” seru Walikota penghobi badminton ini.
Disisi lain, dalam beberapa diskusi webinar, untuk memulihkan perekonomian adalah menggeliatkan kembali potensi unggulan sebelum pandemi. Seperti di Kota Malang, potensi unggulan pada sektor pendidikan, pariwisata, dan kuliner serta UMKM, dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
“Contohnya pariwisata, ketika menghidupkan tempat wisata tematik, maka perekonomian masyarakat setempat kembali pulih. Pun hotel, akan berdampak pada restoran, hall, parkir dan lainnya, laiknya manajemen MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition), akan ikut terdongkrak naik,” beber MZ Machrus, Direktur PT Don Aguna Amerta, manajemen SERU.co.id.
Menurut Machrus, sapaan akrabnya, masih banyak potensi yang bisa digali sebagai sumber PAD. “Kita mencontoh penerapan parkir berlangganan di Kota Blitar. Jika diterapkan di Kota Malang, selain meminimalisir kebocoran pendapatan parkir, tentunya akan menguntungkan warga Kota Malang sendiri. Sementara pendatang dan wisatawan akan tetap dikenai tarif yang berlaku,” tandas Machrus. (rhd)