* Walikota Malang kompensasi masa PPDB hingga 5 Juni 2020
Malang, SERU.co.id – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang diluruk orang tua calon wali murid peserta Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SD dan SMP Negeri Kota Malang Tahun Ajaran 2020-2021 dari jalur zonasi, hari pertama PPDB, Selasa (2/6/2020). Pasalnya portal ppdb.malangkota.go.id yang seharusnya sudah bisa diakses pada Selasa (2/6/2020) pukul 08.00 WIB, namun hingga lebih dari 1 jam belum bisa diakses.
Kalau pun bisa diakses, beberapa orang tua calon wali murid mengalami masalah tidak bisa menginput data Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Keluarga (KK). “Dari tadi pagi, sebelum jam 8 pagi saya coba akses, ada petunjuk kurang sekian menit. Pas jam 8 saya coba akses lagi, namun belum bisa. Sekitar jam 9-an, saya bisa akses, namun NIK dan KK ga bisa diinput,” ungkap Yuyun Kartikasari, warga Kedungkandang.
Yang membuatnya kaget, lanjut Yuyun, ada notifikasi yang menyebutkan NIK dan KK miliknya tidak berada di Kota Malang. “Ada notifikasi: NIK dan KK tidak berada di Kota Malang, apakah anda berasal dari luar Kota Malang? Padahal KK saya sudah diperbarui dan terbit tahun 2018,” seru Yuyun, mewakili pengalaman permasalahan yang sama-sama dialami ortu peserta.
Pengalaman PPDB tahun ini sempat membuat keluarganya deg-degan. Pasalnya, akibat website error, beberapa data prestasi nasional anaknya yang sempat masuk melalui jalur prestasi tempo lalu mendadak raib. Hingga akhirnya dirinya pasrah mencoba jalur zonasi. Dan lagi-lagi website trouble menjadi biang permasalahan PPDB tahunan ini.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Sekdin Dikbud) Kota Malang, Drs. Totok Kasianto, mengatakan pihaknya telah berusaha maksimal untuk meminimaliair permasalahan website/server, dengan beberapa kali menggelar ujicoba dan demo.
“Dugaannya karena yang akses terlalu banyak, hingga overload dan macet. Pada intinya kami berusaha melayani maksimal. Kami perintahkan tim dan sekolah, kalau ada kendala semua harus dilayani. Ada kepala sekolah di sekolah dituju yang bertanggung jawab membantu, jadi bapak ibu tak perlu bingung berkumpul di sini,” seru Totok, menenangkan massa orang tua peserta PPDB, di halaman Disdikbud Kota Malang, Selasa (2/6/2020).
Disebutkan Totok, permasalahan mendasar terkait NIK dan KK. Khususnya alamat KK yang tercantum dengan minimal usia KK 1 tahun. Untuk itu diperlukan dokumen pendukung lain seperti fotokopi KK lama, atau jika tidak ada dokumen pendukung, bisa meminta surat keterangan KK dari Dispendukcapil.
“Jika secara online kesulitan, kami bantu manual. Misal, karena ada bayi lahir, orang meninggal, perubahan wilayah RT, namun rumahnya tetap. Maka KK yang kurang dari 1 tahun, bisa dilampirkan foto kopi KK lama. Kami bantu input manual. Sehingga nantinya, jarak terdekat yang dipakai alamat rumah tersebut bisa diukur ke sekolah,” terang Totok.
Merespon massa yang memadati halaman Disdikbud, Walikota Malang Sutiaji menyempatkan diri ikut menenangkan massa. Sutiaji menjelaskan, penyebabnya ada server Dispendukcapil yang tidak tersambung dengan server Dikbud, sehingga menyebabkan macet. Dari pengalaman jalur prestasi kemarin, dirinya sudah berpesan untuk menjaga server 24 jam agar hacker tidak bisa masuk. “Ternyata sekarang (hacker, red) masuknya ke Dispendukcapil, karena KK terkoneksi dengan PPDB. Apalagi sekarang juga diserbu banyak orang untuk PPDB,” timpal Sutiaji.
Dalam kesempatan itu, orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini memberikan jaminan perpanjangan waktu PPDB hingga 5 Juni 2020, dari jadwal semula 2-4 Juni 2020. “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Kami mohon bapak ibu bisa mendaftar dari rumah. Tak perlu bergerombol disini yang berpotensi penyebaran virus Corona. Kami perpanjang waktunya sehingga ada jeda waktu,” seru Sutiaji, menenangkan massa yang hadir karena tak mengindahkan protokol kesehatan.
Sutiaji kembali meyakinkan massa, jika alamat rumah lebih dekat dengan sekolah, meski inputnya tak harus hari pertama, maka kemungkinan besar bisa lolos sesuai daya tampung sekolah. “Jika KK sudah tersistem (masuk online, red), jarak rumah sangat dekat dengan sekolah, mau daftar hari terakhir pun akan mengeliminasi alamat yang jauh dari sekolah. Bagi yang tidak bisa masuk online, maka dibantu manual,” tandas Sutiaji. (rhd)