Cegah Banjir Ijen, Wagub Emil Dardak Minta Harus Kembalikan Fungsi Hutan

TINJAU IJEN: Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak dengan Wagub Bondowoso Irwan Bachtiar, Dandim 0822 Letkol Inf. Jadi, dan Kapolres AKBP Erick Frendriz saat meninjau lokasi banjir bandang di Kecamatan Ijen Bondowoso. (pendim0822 for guido/SERU.co.id).

Bondowoso,SERU-  Perbaikan kawasan hulu dengan memgembalikan fungsi hutan harus menjadi prioritas dalam mencegah bencana banjir di Kecamatan Ijen Bondowoso Jawa Timur (Jatim). Karena, banjir bandang yang menerjang Kecamatan Ijen dua kali pada 29 Januari 2020 dan 14 Maret 2020, disebabkan rusaknya kawasan hulu di hutan Gunung Suket Pegunungan Ijen.

            Hal itu ditegaskan Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Emil Elestianto Dardak saat meninjau lokasi terdampak banjir kedua di Kecamatan Ijen, Rabu (18/3/2020). ”Saya dan rombongan Pemprov Jatim diutus ibu Gubernur meninjau kawasan banjir bandang di Ijen Bondowoso untuk menelaah banyak hal, termasuk mengatasi kawasan hulu guna mencegah banjir bandang lagi,” tegasnya didampingi Wabup Bondowoso Irwan Bachtiar Rahmat, Dandim 0822 Letkol Inf. Jadi, dan Kapolres AKBP Erick Frendriz.

            Karena, banjir bandang dua kali menerjang dua desa di Kecamatan Ijen dalam kurun waktu kurang dua bulan di tahun, ini menurut Wagub Emil, disebabkan rusaknya kawasan hulu di hutan Gunung Suket Pegunungan Ijen. Kondisi hutan rusak, akibat kebakaran dan alih fungsi lahan dari tanaman keras ke tanaman hortikultura. ”Kebakaran hutan adan alih fungsi lahan hutan Gunung Suket di kawasan hulu, itu menjadi penyebab banjir bandang dua kali di Ijen. Ini harus menjadi prioritas perbaikan untukl mencegah banjir bandang lagi,” jelasnya.

            Apalagi, tambah Wagub Emil, saat rakor penanganan banjir bandang Ijen, semua pihak bersepakat kawasan hulu di Gunung Suket harus dikembalikan sebagai fungsi hutan. Yakni, lahan hutan yang ditanami tanaman keras dan bukan tanaman hortikultura seperti kentang. ”Jadi mengembalikan sebagai fungsi hutan di kawasan hulu Gunung Suket  harus dilakukan. Kalau masih terus ditanami kentang, pasti akan terjadi banjir terus dan merugikan masyarakat sendiri,” imbuhnya.

SAPA WARGA: Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak bersama warga terdampak banjir bandang di Kecamatan Ijen Bondowoso. (ist/SERU.co.id)

            Mantan Bupati Trenggalek ini juga menerangkan, kunjungan dirinya bersama rombongan untuk memastikan relokasi rumah warga terdampak banjir bandang di Ijen. Selain itu, meninjau perkembangan pemulihan dan proses penanganan bencana banjir bandang di Ijen agar cepat selesai. ”Saya dan rombongan Pemprov Jatim berkunjung ke Ijen Bondowoso untuk meihat langsung  situasi dan kondisi paska banjir bandang kedua dan ingin memastikan percepatan proses relokasi rumah warga terdampak banjir bandang sesuai petunjuk ibu Gubernur Jatim,” terangnya.

            Kepala DPBD Bondowoso Kukuh Triyatmoko juga mengakui bencana banjir bandang melanda dua desa di Kecamatan Ijen dua kali dalam kurun waktu kurang bulan pada 29 Januari 2020 dan 14 Maret 2020, terjadi akibat alih fugnsi hutan di kawasan hulu sungai di Gunung Suker Pegunungan Ijen. Kawasan hutan berubah menjadi lahan pertanian tanaman hortikultura kentang. ”Saat petugas gabungan melakukan pembersihan lumpur banjir bandang di Ijen, banyak ditemukan kentang terbawa air bercampur lumpur. Ini bukti banjir bandang terjadi akibat alih fungsi kawasan hutan di hulu Gunung Suket Ijen,” katanya. (ido)

disclaimer

Pos terkait