Suguhkan Ludruk Waduk Kartolo, Jasa Tirta Sadarkan Masyarakat Dalam Lakon Banjir Kemarau

Raymond pun turut manggung dan berdialog dengan Kartolo, untuk menyampaikan pesan. (ist)

Malang, SERU.co.id – Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan, khususnya sungai, terus diupayakan Perum Jasa Tirta (PJT) I. Sosialisasi pun dilakukan dengan menggunakan pertunjukan rakyat lewat kesenian ludruk. Dengan menggandeng ikon ludruk Jawa Timur, Kartolo cs, PJT I mengajak masyarakat untuk lebih mencintai sungai.

Ludruk Waduk di Bendungan Sutami Karangkates yang digelar Sabtu malam ini menampilkan Kartolo cs. Lakon yang diangkat berjudul Banjir Kemarau. “Ini judul yang sangat kontras untuk memahami banjir di tengah kemarau atau kemarau yang mengalami banjir di situasi serba kontras saat ini. Melalui ludruk waduk ini, kami ajak masyarakat ramah terhadap sungai. Seperti tidak mengotori sungai dengan sampah atau mencemari dengan limbah,” ungkap Raymond Valiant Ruritan, Direktur Utama PJT I, Sabtu (22/2/2020) malam.

Bacaan Lainnya
Kartolo cs menyampaikan pesan melalui lakon Banjir Kemarau. (ist)

Ia menjelaskan, saat ini merupakan masa kontradiktif yang seringkali terjadi. Ada yang senang gembira, sedih, kaya dan miskin. Demikian pula sungai menjadi salah satu wilayah penyangga air untuk kebutuhan hidup masyarakat di Jawa Timur. Ironisnya, lanjutnya, masyarakat hidup dari air namun juga mengotori air. “Jika perilaku masyarakat tidak diubah, maka air bisa jadi musibah. Kita hidup dekat air, tapi sering kali mengingkari eksistensi air,” masygulnya.

Pertunjukan ludruk lebih dari 150 menit itu cukup menyita perhatian masyarakat Malang, khususnya di wilayah Hulu Brantas di Karangkates. “Ini salah satu cara pendekatan melalui budaya di wilayah hulu. Generasi saya ikut menikmati ludruk saat itu. Dan Sutami ini adalah bendungan pertama di kawasan Brantas di Jatim, sehingga kami juga ingin memberi hiburan bagi masyarakat sekitar waduk. Sekaligus dalam rangka memperingati HUT ke-30 tahun PJT I ini,” paparnya.

Tak ketinggalan, Jula-Juli mengajak masyarakat mencintai air dan sungai. (ist)

Disinggung alasan kenapa memilih ludruk? Raymond memiliki pandangan khusus dalam memberikan pemahaman pada masyarakat atas pentingnya menjaga kelestarian air dan sungai. “Ludruk ini adalah kesenian yang merakyat dan dinantikan di Jatim sejak lama. 30 tahun (usia PJT I, red) belum pernah nanggap ludruk. Kartolo ini ikon Jatim, sehingga kami ingin memberikan kesempatan ludruk tampil kembali,” imbuhnya.

Pesan moralnya, lanjut dia, dalam bentuk pertunjukan atau teater rakyat ini, juga sebagai sarana mengomunikasikan ide yang paling mudah diterima dan dicerna oleh masyarakat, tanpa perlu berikan prolog berkepanjangan. Dalam menggarap lakon Banjir Kemarau ini, tim Kartolo cs juga cukup serius dalam menyiapkan materi yang disampaikan.

Animo masyarakat dan muspika setempat. (ist)

“Mengusung Banjir Kemarau ini, tim kreatif Kartolo minta data wawancara khusus untuk menggali data. Wawancara juga dengan Humas PJT I. Kartolo cs ini orang yang cukup serius dalam menyiapkan pesan lewat pertunjukan yang menghibur. Tentunya ini sangat surprise,” serunya.

Pertunjukan seni tradisi ini sebelumnya sudah pernah dilakukan PJT I. “Tahun 1995 dan 2017 kami pernah nanggap wayang. Namun kali ini, kami putuskan nanggap ludruk dan alhamdulillah yang nonton juga banyak. Mumpung Kartolo juga masih bisa pentas,” tandasnya. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *