Dikemas dalam beragam rangkaian acara, di antaranya Galeri Kopi Nusantara, Pameran & Live Art Seni Kopi, Pasar Kopi, dan Sunmori (Sunday Morning Ride), ditargetkan terbentuk standar internasional dan peningkatan nilai ekspor.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Azka Subhan A, mengatakan, berdasarkan data yang pernah ada sekitar 500 lebih kedai kopi di Kota Malang. Artinya sumbangsih dari UMKM sektor komoditas kopi cukup menyumbang pertumbuhan ekonomi Kota Malang. Nantinya, peserta diseleksi berdasarkan keunikan, nilai plus, histori dan lainnya.
“Even ini masih sebatas mengajak dan mengumpulkan, serta menggali seluruh potensi yang ada sebagai kekuatan baru perekonomian. Seperti: petani lokal, coffee shop lokal, roaster lokal, seniman lokal, desain grafis lokal, dan lainnya. Semoga kopi indonesia dapat lebih berjaya, dan Artcofest menjadi sejarah baru bagi majunya industri kopi lokal untuk berjaya,” kata Azka, sapaan akrabnya, dalam jumpa pers, di Amstirdam Cafe, Senin (4/11/2019).
Nantinya, event ini juga akan menampilkan serangkaian Seminar (Coffee Talks, Business Talks), serta Esspreshort talks (diskusi ringan) mengenai Branding dan Packaging oleh Papang Kingdom, pembuat Maskot Kota Malang Osiji; Photography Workshop oleh Alex Setiawan; Roasting Science oleh Iwan Inikopi; serta Launching Buku Kopi “Sains Kopi Nusantara” yang ditulis oleh Wenny B Sunarharum PHd dan beberapa pengajar dari UB.
Untuk menyambut dan mempublikasikan acara ini, juga akan diselenggarakan beberapa kegiatan Road to Artcofest berupa kompetisi Vlog Kopi dan kompetisi Fotokopi yang didukung oleh Kondimen Malang. Selain itu, juga ada kompetisi “Manual Brew” dengan standar internasional (WBRC), yang bertujuan untuk mencetak bibit-bibit baru Barista Lokal dan juga menghadirkan sebuah “ambience” dunia atas kopi-kopi lokal Indonesia yang berkualitas.
“Artcofest ini menghadirkan seluruh stakeholders kopi untuk saling mengenal satu dengan yang lain, sehingga diharapkan dalam event ini dapat dipertemukan para pecinta kopi, dengan petani, akademisi kopi, roaster, barista, coffee shop dan pelaku bisnis kopi lainnya,” terang Dias Satria, owner Jagoan Indonesia, yang dipercaya sebagai pelaksana kegiatan.
Turut hadir dalam kesempatan itu, diantaranya Marliadi (petani kopi binaan BI asal Tirtoyudo), Syifa Raja (owner Amstirdam), dan Prof Candra Fajri Ananda SE MSC PhD (pakar ekonom UB)
“UB memiliki UB Forest, yang lahir karena ingin berperan pada kepentingan masyarakat sekitar kampus. Kopi bisa menjadi andalan sekaligus kompleksitas, dimana ekonomi tak hanya bergantung komoditi primer. Tak hanya mentah, namun bisa diolah dalam berbagai olahan, hingga berdampak ekonomi. Ekonomi yang dibangun bukan hanya supply dan demand. Namun perubahan yang membutuhkan refreshment,” ungkap Prof Candra. (rhd)