Antisipasi Dampak Bencana Hidrometeorologi, Kota Malang Siapkan Personel dan Peralatan Kebencanaan

Kota Malang, SERU – Kewaspadaan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah. Salah satunya Jawa Timur yang ditetapkan waspada bencana hidrometeorologi. Termasuk Kota Malang dituntut siap siaga atas kemungkinan bencana, seperti banjir, tanah longsor, hingga pohon tumbang, yang bisa terjadi kapan saja.

Mengantisipasi bencana hidrometeorologi, Walikota Malang Sutiaji menggelar Apel Kesiapan Pasukan dan Doa Bersama dalam rangka Penanggulangan Bencana Hidrometeorologi di Kota Malang, di lapangan Rampal, Sabtu (11/1/2020). Didampingi Dandim 0833 Kota Malang, Wakapolresta Malang Kota, dan Kepala BPBD Kota Malang, melihat dan mengecek secara langsung persiapan peralatan dan personel dengan berkeliling lapangan Rampal Malang.

Bacaan Lainnya
Sutiaji memimpin Parade Kebencanaan mengelilingi Lapangan Rampal. (rhd)

Walikota Malang mengucapkan syukur pada Allah SWT, karena semua yang hadir diberikan kesehatan dan panjang umur, dan siap mendedikasikan dirinya pada sesama. “Alhamdulillah kita masih diberikan panjang umur untuk mendedikasikan diri kepada sesama. Smoga apa yang kita lakukan dicatat sebagai pahala, dan Allah SWT selalu melindungi kita dalam menjalankan misi kemanusiaan. Meski kita bersiap, namun kita berharap semoga bencana hidrometeorologi tidak menimpa Kota Malang,” seru Sutiaji, dalam sambutannya.

Bencana alam tidak dapat dihindari, tetapi upaya untuk meminimalisir dampak akibat bencana tersebut bisa dipersiapkan. Kota Malang siap dengan segala kemungkinan, personel dan perlengkapannya, bahkan siap pula membantu bencana yang terjadi di wilayah Malang Raya, jika dibutuhkan. “Semua ini tak dapat terwujud tanpa adanya kerjasama berbagai pihak, termasuk warga dan lapisan masyarakat yang berada di lokasi rawan bencana. Sekaligus misi kemanusiaan yang diemban oleh relawan, baik dari instansi pemerintah atau swasta, dan elemen masyarakat,” imbuh Sutiaji.

Kesiapan ribuan personel Bencana Hidrometeorologi Kota Malang. (rhd)

Menurutnya, kesiapsiagaan penanggulangan bencana hidrometeorologi menjadi komitmen Indonesia. Pasalnya, musim hujan yang semestinya mulai September hingga Desember, namun justru terjadi sejak Desember dan diperkirakan hingga Maret, dengan intensitas yang cukup tinggi. “Puncaknya diperkirakan Januari hingga bulan Maret atau April, dengan intensitas cukup tinggi. Selama rentang waktu tersebut, curah hujan dan tiupan angin diprediksi akan lebih besar ketimbang sebelumnya. Informasi para ahli, bencana hidrometeorologi ini sulit diprediksi,” ungkap pria nomor satu di jajaran Pemkot Malang ini.

Sutiaji menghimbau agar masyarakat selalu siap siaga dengan segala kemungkinan yang ada. Kelurahan Tangguh juga terus dimaksimalkan agar masyarakat memiliki bekal untuk menyelamatkan diri saat bencana datang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang telah memetakan kawasan rawan bencana. Terutama kawasan Daerah Aliran Sungai (DAS), yang memungkinkan terjadinya tanah longsor. “Masyarakat yang masih bermukim di DAS, kami harap selalu meningkatkan kewaspadaan,” himbaunya.

Sutiaji mengecek kesiapan tim personel dan armada. (rhd)

Menurutnya, Gerakan Angkut Sampah Sedimen (GASS) diyakini mampu meminimalkan adanya bencana alam, terutama bencana hidrometeorologi. “Sudah kami lakukan sinergi dengan Kabupaten Malang dan Kota Batu untuk membersihkan area sungai. Sehingga ketika terjadi bencana banjir dan genangan air, bisa ditanggulangi bersama,” tandasnya. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *