Kota Malang Alami Deflasi 0,41%, Andil Penurunan Harga Tarif Angkutan Udara

Penurunan tiket pesawat pengaruhi deflasi Kota Malang. (ist)

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Pada Maret 2020 di Kota Malang terjadi deflasi sebesar 0,41 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 102,86. Dari 8 kota IHK di Jawa Timur, tercatat 7 kota mengalami Inflasi dan 1 kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Jember sebesar 0,34 persen; diikuti Banyuwangi sebesar 0,27 persen; Madiun sebesar 0,19 persen; Kediri sebesar 0,11 persen; Sumenep sebesar 0,09 persen; Probolinggo sebesar 0,04 persen; dan Surabaya sebesar 0,01 persen. Deflasi terjadi di Kota Malang sebesar 0,41 persen.

“Deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar
0,41 persen; dan kelompok transportasi sebesar 3,21 persen,” jelas Drs. Sunaryo, Kepala BPS Kota Malang, dalam keterangan resminya melalui saluran YouTube, Rabu (1/4/2020).

Sementara kelompok yang mengalami inflasi yaitu kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,18 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar lainnya sebesar 0,04 persen; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,12 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,23 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,27; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,15 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,18 persen. Sedangkan kelompok dengan harga stabil adalah kelompok pendidikan.

“Sepuluh komoditas teratas yang memberikan andil terbesar deflasi pada Maret 2020 adalah: angkutan udara, cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, bawang putih, jagung manis, kentang, daging sapi, kacang panjang dan semangka,” imbuh Sunaryo.

Kepala BPS Kota Malang, Drs. Sunaryo, memberikan keterangan resminya melalui saluran YouTube. (ist)

Dipaparkannya, dari sepuluh komoditas penyumbang deflasi tertinggi di Kota Malang, ada tiga komoditas yang andilnya paling besar menyebabkan deflasi di Kota Malang. Yakni penurunan harga tarif angkutan udara sebesar 26,35 persen dengan andil -0,44 persen, penurunan harga cabai merah sebesar 49,42 persen dengan andil -0,11 persen, serta penurunan harga cabai rawit sebesar 26,61 persen dengan andil sebesar -0,07 persen. Diikuti penurunan harga daging ayam ras sebesar 2,4 persen dengan andil -0,03 persen dan penurunan harga bawang putih sebesar 5,78 persen dengan andil -0,02 persen. “Sedangkan lima komoditas lainnya seperti jagung manis, kentang, daging sapi, kacang panjang dan semangka masing-masing memberikan andil deflasi sebesar -0,01 persen,” papar Sunaryo.

Senada, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Malang, Azka Subhan A, mengatakan turunnya tarif angkutan udara sebagai respon terhadap kebijakan Pemerintah yang memberikan sejumlah insentif berupa diskon tiket pesawat hingga potongan harga pelayanan jasa penumpang pesawat udara dan avtur pada awal Maret 2020. “Ini sebagai upaya Pemerintah untuk mempertahankan kinerja sektor pariwisata di tengah wabah Covid-19. Namun, KPw BI Malang tetap optimis realisasi Kota Malang akan berada pada rentang 3,0±1% sesuai target inflasi 2020,” optimis Azka.

Tingkat inflasi tahun kalender Maret 2020 sebesar 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Maret 2020 terhadap Maret 2019) sebesar 1,15 persen. Sedangkan tingkat inflasi pada periode yang sama tahun kalender 2019 dan 2018 masing-masing sebesar 0,41 persen dan 0,41 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun untuk Maret 2019 terhadap Maret 2018 dan Maret 2018 terhadap Maret 2017 masing-masing sebesar 2,81 persen dan 2,98 persen�. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *