Pakar Virus UB: Aksi Mudik Sumbang Penyebaran Covid-19

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Pakar virus Universitas Brawijaya (UB) dr. Andrew William Tulle, MSc, mengatakan adanya gerakan mudik penduduk Jakarta mempengaruhi pola penyebaran Covid-19, sehingga akan memunculkan kasus-kasus baru dan mengubah masa puncak wabah.

Selama ini virus Covid-19 masih ditransmisikan secara efektif antar manusia, sehingga jumlah penderita masih bisa bertambah. Upaya yang dapat dilakukan adalah menghambat penyebaran dengan mengurangi kemungkinan transmisi virus antar manusia, hingga seluruh penderita sembuh dan terbebas dari virus. “Jika upaya pencegahan transmisi dapat dimaksimalkan, kemungkinan perkiraan puncak wabah juga akan bergeser dan wabah virus ini bisa segera berakhir,” jelas dokter lulusan S2 Master of Science (Biology & Biotechnology) RMIT University, Melbourne, Australia ini.

Dengan mengurangi transmisi serta seiring berjalannya waktu, prediksi Andrew, virus Covid-19 akan mengalami mutasi dan menjadi lebih lemah, seperti terjadi pada SARS 2002 – 2003. Dimana hasil penelitian menunjukkan adanya mutasi virus SARS 2002 – 2003 yang diduga menyebabkan keganasan virus berkurang dan kasusnya mereda.

dr. Andrew William Tulle, MSc. (ist)

Andrew menghimbau agar masyarakat tetap mengikuti aturan pemerintah agar Covid-19 tidak semakin menyebar. Pasalnya, Coronavirus mirip sejenis virus yang memiliki selubung di bagian luar disebut “envelope”. Virus-virus envelope jika envelopenya rusak akan menjadi inaktif. Oleh karena itu, virus-virus envelope mudah diinaktifkan. Akan tetapi coronavirus sedikit berbeda dibandingkan virus envelope lain.

“Coronavirus lebih mampu bertahan di lingkungan. Faktor yang menyebabkan coronavirus lebih stabil masih belum jelas. Di Indonesia sendiri, kemampuan untuk mendeteksi kasus baru Covid-19 masih terbatas,” imbuh dosen Jurusan Kedokteran Dept Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (FK UB) ini.

Berdasarkan penelitian terbaru di NIH (National Institute of Health, US), virus Covid-19 dapat bertahan di lingkungan selama delapan jam dan bertahan cukup lama pada permukaan benda mati. Mengalami sedikit penurunan jumlah, mulai tiga jam pertama. Sebab memiliki karakteristik waktu paruh, yaitu berkurangnya jumlah virus menjadi separuhnya menurut waktu. Dimana pada permukaan tembaga sekitar tiga jam, kertas kardus sekitar delapan jam, besi selama 13 jam dan plastik selama 15 jam. 

“Berdasarkan penelitian tersebut, virus masih terdeteksi pada besi dan plastik hingga 72 jam, tetapi jumlahnya sudah turun hingga sepertiganya. Namun penelitian tersebut hanya menguji stabilitas virus. Belum diketahui apakah virus tesebut masih infeksius atau tidak,” beber Andrew. 

Meski demikian, Andrew menghimbau masyarakat untuk tidak panik. Sebab pada saat menangani SARS belum ada media sosial, sehingga tenaga medis bisa menangani dengan lebih tenang. Sedangkan pada masa Covid ini, seringkali muncul broadcast-broadcast yang kurang tepat dan hoax-hoax di media sosial yang hanya membuat masyarakat semakin panik. “Mungkin media bisa membantu dalam “perang” melawan Covid-19 ini dengan menyebarkan berita-berita positif, sehingga dapat membantu meredakan kepanikan di masyarakat,” pesan Andrew. (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *