Berkat Akses Pendidikan SMPD, PSLD UB Raih Penghargaan PBB

Prof Dr Ir Moch Sasmito Djati, MS, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Pusat Studi Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya (PSLD UB) meraih penghargaan internasional atas kebijakan inovatif yang ditawarkan. Penghargaan telah diberikan pada saat Konferensi Zero Project, di Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Vienna, Austria, (19/2-21/2/2020).

Penghargaan tersebut terkait kebijakan inovatif yang ditawarkan dalam pemenuhan kuota dan Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD). “Sebenarnya kebijakan SMPD ini telah dimulai sejak PSLD UB didirikan tahun 2012. Semula bernama Seleksi Program Khusus Penyandang Disabilitas (SPKPD), dan berubah menjadi Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas (SMPD) pada 2019,” ungkap Wakil Rektor IV UB, Prof Dr Ir Moch Sasmito Djati, MS, dalam Bincang Santai (Bonsai) Bersama Pakar UB, di Studio UB TV, Kamis (27/2/2020).

SMPD ini memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengakses prodi di perguruan tinggi melalui tahapan-tahapan seleksi. Di antaranya tes administratif, tes kemampuan akademik, simulasi perkuliahan, dan wawancara. “Dalam SMPD, UB menyediakan 20 kuota bagi siswa difabel yang ingin menempuh kuliah di UB. UB juga menyediakan berbagai macam fasilitas pendukung pembelajaran inklusi, seperti juru bahasa isyarat untuk siswa tuli, alat bantu dengar, hingga volunteer yang akan mendampingi siswa selama berada di kampus,” beber pendekar Tapak Suci ini.

Mengusung konsep World Without Barrier, UB memberikan kesempatan kepada disabilitas dalam penyetaraan pendidikan. Karena disabilitas tidak bisa dipandang sebelah mata. “Jika mereka diberi kesempatan, mereka menunjukkan pasti bisa. Bahkan bisa lebih kompeten dibandingkan yang lain. Saat bekerja pun, mereka tidak mau diterima karena aturan yang mengharuskan ada disabilitas. Tapi justru ingin diperlakukan karena memiliki kompetensi,” tandas WR 4 yang menjabat 2 periode ini.

Prof Dr Ir Moch Sasmito Djati, MS, menjawab pertanyaan awak media. (rhd)

Sementara itu, Ketua PSLD UB Zubaidah Ningsih AS, PhD mengatakan, ide awal PSLD dari Slamet Thohari, dosen penyandang polio, yang merasakan bagaimana perlakuan yang diterimanya saat sekolah dan kuliah. Agar tak mengalami kesulitan dan perlakuan yang sama, dirinya mencetuskan akses pendidikan melalui PSLD. “PSLD memberikan akses dalam menerima dan memperlakukan disabilitas layaknya orang normal. Sebab dengan memperlakukan seperti orang normal, itu sudah mengapresiasi mereka. Karena mereka tak perlu dikasihani, cukup berikan akses,” tegas Zubed, sapaan akrabnya.

Dalam pendampingan akses pembelajaran, PSLD memiliki volunteer agar bisa mendampingi disabilitas selama kuliah. “Kami harus sesuaikan jadwalnya, antara volunteer dan difabel yang statusnya sama-sama mahasiswa. Misal difabel rungu dan wicara, posisi duduknya disesuaikan, dimana disabilitas menghadap ke arah dosen/powerpoint dan volunteer. Tak hanya dalam perkuliahan, bahkan ketika ujian skripsi, tetap didampingi,” tandas Zubed, sembari menambahkan alumni disabilitas banyak menjadi guru, staf Kemenkumham, staf lembaga pemerintah, dan lainnya.

Penghargaan internasional dari Zero Project diterima oleh Prof Dr Ir Mochammad Sasmito Djati, MS (Wakil Rektor IV UB) didampingi oleh Wahyu Widodo, MHum (Sekretaris PSLD), Alies Poetri Lintangsari, MLi (Kepala Bidang Pelayanan PSLD), dan Ulfah Fatmala Rizky, MPA (Peneliti di PSLD UB). Dalam kegiatan tersebut Prof. Sasmito Djati juga mempresentasikan tentang Admission Quotas and Support Services for University Enrollment.

Zero Project adalah program yang diinisiasi oleh Essl Foundation yang berpusat di Vienna, Austria, memfokuskan pada pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dalam skala global. Sebagai wadah global (platform), Zero Project menginisiasi, menyeleksi, dan menyuguhkan solusi yang inovatif dan efektif (tepat-guna) dalam memecahkan problematika penyandang disabilitas yang dialasi oleh Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa atas Pemenuhan Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD). (rhd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *